Cina Diduga Manfaatkan Facebook untuk Awasi Orang Uighur di Luar Negeri

Kamis, 25 Maret 2021 09:09 WIB

Siluet pengguna ponsel terlihat di samping layar proyeksi logo Facebook dalam ilustrasi gambar yang diambil 28 Maret 2018. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, - Facebook mengatakan mereka telah memblokir sekelompok peretas di Cina yang diduga memakai platform tersebut untuk mengawasi orang Uighur yang di luar negeri. Peretas ini mengurim tautan yang mengarah ke malware sehingga menginfeksi perangkat orang Uighur dan memungkinkan untuk diawasi.

"Kegiatan ini memiliki ciri khas operasi dengan sumber daya yang baik dan persisten, sambil mengaburkan siapa di belakangnya," kata penyelidik keamanan siber Facebook dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari Reuters, Kamis, 25 Maret 2021.

Para peretas Cina, yang dikenal sebagai Earth Empusa atau Evil Eye di industri keamanan, menargetkan aktivis, jurnalis, dan orang Uighur.

Advertising
Advertising

Facebook mengatakan ada sekitar 500 orang Uighur yang menjadi target kelompok peretas ini. Mereka tinggal di wilayah Xinjiang dan di luar negeri seperti di Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, Suriah, Australia, dan Kanada.

Facebook mengatakan kelompok peretas menggunakan akun palsu untuk menyamar sebagai jurnalis fiktif, pelajar, pembela hak asasi manusia atau anggota komunitas Uighur guna membangun kepercayaan dengan target mereka. Nantinya peretas akan menipu agar mengklik tautan jahat yang akan menginstal perangkat lunak mata-mata di perangkat mereka.

Metode lain yang dipakai kelompok peretas ini yaitu dengan membuat situs web jahat menggunakan domain yang mirip situs berita populer asal Uighur dan Turki. Peretas juga membobol web legal yang dikunjungi oleh target.

Facebook juga menemukan kelompok ini membuat web palsu untuk meniru toko aplikasi Android pihak ketiga. Mereka mengisi aplikasi bertema Uighur, seperti aplikasi doa dan aplikasi kamus dengan malware.

Facebook mengatakan penyelidikannya menemukan dua perusahaan China, Beijing Best United Technology Co Ltd (Best Lh) dan Dalian 9Rush Technology Co Ltd (9Rush) mengembangkan perangkat Android yang digunakan oleh grup tersebut.

Kedutaan Besar China di Washington tidak segera membalas pesan untuk meminta komentar atas laporan Facebook. Beijing secara rutin membantah tuduhan spionase dunia maya.

Facebook mengatakan telah menghapus akun grup, yang jumlahnya kurang dari 100, dan telah memblokir berbagi domain jahat dan memberi tahu orang-orang Uighur yang diyakini sebagai target.

Baca juga: Tidak Terima Dikenai Sanksi Terkait Muslim Uighur, Cina Balas Uni Eropa

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

21 detik lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya