Vaksin COVID-19 dan Kartu Vaksinasi Palsu Beredar di Internet

Selasa, 23 Maret 2021 14:01 WIB

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye vaksinasi COVID-19 mendapat tantangan baru. Dikutip dari CNN, vaksin COVID-19 dan kartu vaksinasi palsu beredar dan diperjualbelikan di Dark Web. Hal tersebut diungkapkan oleh firma keamanan siber Check Point Software yang mengaku menemukan sejumlah tawaran untuk di Dark Web untuk vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Johnson & Johnson.

Vaksin dan kartu vaksinasi COVID-19 palsu tersebut dijual dengan harga relatif mahal. Untuk vaksin COVID-19, Check Point mendapati harganya bisa mencapai US$1000 (Rp14,5 juta) per dosis. Sementara itu, untuk kartu vaksinasi COVID-19 palsu, harganya kurang lebih US$ 200 (Rp2,9 juta) per lembar.

Perlu diketahui, Dark Web adalah sisi "terdalam" internet yang tidak terdeteksi oleh mesin pencari seperti Google dan Bing. Umumnya, Dark Web digunakan untuk penjahat siber untuk jual beli materi-materi berbahaya serta sensitif mulai dari nomor kartu kredit, narkotika, hingga senjata siber seperti virus.

"Perihal vaksin, kami tidak tahu apakah itu benar-benar asli atau tidak. Namun, vaksin-vaksin tersebut terlihat asli dari kemasan, label, dan sertifikat medisnya," ujar pernyataan press Check Point, Selasa, 23 Maret 2021.

Check Point melanjutkan, iklan penjualan vaksin COVID-19 dan kartu vaksinasi palsu meningkat 300 persen pada tiga bulan terakhir. Khusus untuk kartu vaksinasi palsu, Check Point menyampaikan hal itu banyak dicari oleh mereka yang mencoba mencari pekerjaan baru atau perlu berpergian ke negara lain tanpa divaksin.

Kartu vaksinasi COVID-19 palsu tersebut dijual per pesanan. Kualitasnya nyaris mirip dengan yang asli sehingga bagi yang tidak sensitif, kata Check Point, bisa lolos dengan begitu mudah. Adapun mereka memperkirakan para penjual ilegal di Dark Web bisa memproduksi kartu vaksinasi COVID-19 palsu ratusan hingga ribuan unit per hari,

"Kalau hanya perlu surat keterangan negatif COVID-19, hal itu juga dijual dengan harga US$25 (Rp360 ribu). Bisa juga beli dua dan akan gratis satu," ujar Check Point menambahkan.

Sejumlah pakar menyebut penjualan vaksin COVID-19 dan kartu vaksinasi palsu tersebut tidak terhindarkan. Dengan masih tidak meratanya akses ke vaksin COVID-19, maka kebutuhan untuk vaksin dan kartu vaksinasi cepat yang ilegal akan meningkat.

"Distribusi vaksin COVID-19 masih lamban di berbagai negara dan orang-orang sudah lelah dengan lockdown atau pembatasan sosial. Jika mereka (warga) bisa dapat kartu vaksinasi dengan mudah untuk melewati pembatasan sosial, mereka pasti akan mencarinya dan pasar ilegal akan memenuhinya," ujar Michela Menting, pakar keamanan siber dari ABI Research.

Baca juga: Vaksin Sinovac Diklaim Aman untuk Usia 3-17 Tahun

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

12 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Waspadai Celah Peretasan pada iMessage iPhone, Berikut Tips untuk Menghindarinya

12 hari lalu

Waspadai Celah Peretasan pada iMessage iPhone, Berikut Tips untuk Menghindarinya

Trust Wallet menemukan kerentanan pembobolan data pada iMessage. Pengguna dengan aset keuangan besar diimbau waspada.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

20 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

23 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya