Diskusi Panas Amerika dan Cina di Alaska Usai, Apa Hasilnya?

Sabtu, 20 Maret 2021 09:39 WIB

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara selama kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 4 Februari 2021. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika dan Cina akhirnya menuntaskan pertemuan bilateral mereka di Alaska yang berlangsung dari Kamis hingga Jumat kemarin. Berawal panas dengan Amerika menyebut Cina sebagai ancaman stabilitas global, pertemuan itu dikabarkan berlangsung alot. Walau begitu, pihak Amerika menegaskan bahwa mereka sudah menyampaikan segala hal yang perlu mereka sampaikan ke CIna.

"Sejak awal kami ingin menyampaikan apa saja yang kami khawatirkan soal aksi Cina. Ini kekhawatiran yang juga dirasakan oleh sekutu-sekutu kami...Kami juga menegaskan kembali kebijakan, prioritas, dan cara pandang Amerika...Respon defensif yang kami dapat," ujar Blinken dalam jumpa pers usai pertemuan, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 20 Maret 2021.

Blinken tidak menjelaskan respon defensif seperti apa yang didapat pihak Amerika dari Cina. Apabila mengacu pada respon Cina di pembukaan pertemuan, Cina menuding Amerika sebagai pihak yang justru mencari gara-gara dan bermasalah dalam berbagai isu mulai dari demokrasi, ras, hingga hak asasi manusia.

Sama seperti Blinken, diplomat senior Partai Komunis Cina, Yang Jiechi, tidak menjelaskan secara detil bagaimana jalannya pertemuan dan seperti apa hasilnya. Di akhir pertemuan, ia menyampaikan bahwa dialog adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan perbedaan dengan Amerika, namun Cina tidak akan semudah itu berubah sikap soal isu-isu tertentu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika dan Cina kerap bertentangan dalam berbagai isu. Salah satunya adalah soal Indo-Pasifik yang sebagian perairannya Cina klaim sebagai miliknya. Selain itu, keduanya juga bertentangan soal status kedaulatan Taiwan dan demokrasi di Hong Kong.

Di awal pertemuan, Amerika menuding Cina telah melakukan praktik-praktik koersif di isu-isu tersebut. Soal Indo-Pasifik, misalnya, Cina telah menerbitkan kebijakan yang memperbolehkan kapal penjaga pantainya menyerang kapal manapun yang masuk ke wilayah yang mereka klaim. Menurut Amerika, jika Cina dibiarkan begitu saja, maka stabilitas global bisa terganggu.

Kapal tempur USS Ronald Reagan dan kapal pertahanan Jepang JS Izumo, sedang beroperasi di Laut Cina Selatan. Sumber: JMSDF/US Navy/Handout via Reuters/aljazeera.com


"Kami (hanya) menjaga kedaulatan nasional, keamanan, serta kepentingan untuk mengembangkan Cina. Itu hal yang tidak bisa kami hentikan. Kami harap Amerika tidak meremehkan keteguhan kami dalam menjaga wilayah dan kepentingan," ujar Yang Jiechi.

Salah seorang pejabat senior Amerika, yang turut serta dalam pertemuan terkait, menyatakan pertemuan itu berlangsung tanpa hasil konkrit. Walau begitu, kata ia, Amerika dan Cina membahas banyak isu-isu strategis dan mencoba mencari kesamaan sikap.

"Kami rasa ada sejumlah area di mana, dalam situasi normal, bisa dieksplorasi bersama untuk tahu apakah ada kemungkinan kerjasama atau tidak," ujar pejabat terkait, yang enggan disebutkan namanya.

Pejabat itu melanjutkan, beberapa area tersebut meliputi Korea Utara, Iran, Afghanistan, dan Perubahan Iklim. Meskipun pembahasan di area-area terkait tidak menghasilkan keputusan konkrit, ia menyatakan Pemerintah Amerika mendapat berbagai informasi baru yang akan berguna ke depannya.

Secara terpisah, Presiden Amerika Joe Biden menyatakan bahwa ia bangga dan mendukung langkah-langkah yang diambil menteri luar negerinya.

Baca juga: Di Tengah Pertemuan, Amerika Sebut Cina Sebagai Ancaman Stabilitas Global

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

10 jam lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

13 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

14 jam lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

15 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

16 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

18 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

21 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya