Paus Fransiskus: Saya Berlutut Memohon Aparat Tidak Tembaki Demonstran Myanmar

Kamis, 18 Maret 2021 07:30 WIB

Paus Fransiskus mengadakan misa untuk menandai 500 tahun Kekristenan di Filipina, di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 14 Maret 2021. [Tiziana Fabi / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus kembali menyampaikan permohonan terdalam agar aparat junta militer berhenti menembaki demonstran Myanmar antikudeta setelah kekerasan semakin parah dari hari ke hari.

Paus Fransiskus mengungkapkan kesedihannya tentang Myanmar dalam audiensi Mingguannya, mengingat banyaknya warga Myanmar yang terbunuh di tangan aparat junta militer.

"Sekali lagi dan dengan sangat sedih saya merasakan urgensi untuk membangkitkan situasi dramatis di Myanmar, di mana begitu banyak orang, terutama kaum muda, kehilangan nyawa mereka untuk memberikan harapan kepada negara mereka," kata Paus Fransiskus dilaporkan Vatican News, 18 Maret 2021.

"Bahkan kalau perlu saya juga akan berlutut di jalanan Myanmar dan berkata: hentikan kekerasan! Saya juga mengulurkan tangan dan berkata: utamakan dialog!" kata Paus Fransiskus memohon.

Paus Fransiskus tampaknya terinspirasi biarawati Myanmar, Suster Ann Rosa Nu Tawng, yang baru-baru ini viral setelah menghalangi pasukan keamanan berhenti menembak demonstran dengan berlutut.

Advertising
Advertising

Biarawati Ann Rose Nu Tawng (berjubah putih) berlutut di hadapan para polisi di Myitkyina, Myanmar, 8 Maret 2021. Seorang biarawati Myanmar kembali berlutut di depan polisi di kota Myanmar utara dan memohon kepada mereka untuk berhenti menembak pengunjuk rasa yang menentang kudeta bulan lalu. [MYITKYINA NEWS JOURNAL/Handout via REUTERS]

Insiden itu terjadi pada 28 Februari di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin, ketika polisi mempersiapkan diri untuk menindak para pengunjuk rasa di jalan. Tidak terpengaruh oleh bahaya tersebut, biarawati Xaverian berusia 45 tahun itu mendekati polisi, kemudian berlutut di depan mereka dan memohon sambil menyatukan dua kepal tangan agar tidak menyakiti para demonstran yang tidak bersenjata.

Dia diperintahkan untuk segera pergi, tapi dia berdiri tegak, berkata, "Tembak saja aku kalau kalian mau. Para pengunjuk rasa tidak memiliki senjata dan mereka hanya menunjukkan keinginan mereka dengan damai".

Video tindakannya yang berani menjadi viral di media sosial dan sejumlah media internasional mewawancarainya.

Ini adalah pernyataan publik kedua Paus Fransiskus tentang krisis Myanmar sejak kudeta 1 Februari, di akhir audiensi umum mingguannya yang diadakan dari jarak jauh dari perpustakaan Vatikan karena pembatasan Covid-19.

Baca juga: Paus Fransiskus Minta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

Ada kurang dari 800.000 Katolik Roma di negara yang mayoritas beragama Buddha.

Menurut laporan Reuters, Paus Fransiskus, yang pernah mengunjungi Myanmar pada 2017, berkata: "Darah tidak menyelesaikan apa pun. Dialog harus diutamakan."

Pemimpin Katolik Roma Myanmar Charles Maung Bo, juga menyerukan diakhirinya pertumpahan darah.

Hingga kini tercatat 180 lebih demonstran Myanmar, yang kebanyakan usia muda, tewas ketika pasukan keamanan mencoba untuk menghancurkan gelombang demonstrasi yang menentang kudeta militer.

VATICAN NEWS | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

11 hari lalu

Top 3 Dunia: Kuburan Massal di Gaza, Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar tentang temuan kuburan massal di Gaza oleh badan layanan Palestina berisi 210 jasad.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

12 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya