Larangan Menyanyi Siswi Sekolah Mengancam Hak Perempuan Afganistan

Jumat, 12 Maret 2021 15:15 WIB

Sejumlah gadis Afganistan berseragam pulang sekolah di tahun 1960. Pada masa itu, baik perempuan dan lelaki diperbolehkan menempuh pendidikan hingga ke bangku kuliah. Dailymail.co.uk/Dr Bill Podlich

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris dan Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afganistan (AIHRC) mengecam keputusan kementerian pendidikan Afganistan yang melarang siswi sekolah usia 12 tahun ke atas menyanyi di depan umum.

Dekrit Kementerian Pendidikan Afganistan ini tertera dalam sebuah surat yang bocor ke media pada hari Rabu, menurut laporan Al Jazeera, yang berisi siswa perempuan di atas usia 12 tahun tidak akan lagi diizinkan untuk bernyanyi dalam upacara publik kecuali jika acara tersebut semuanya dihadiri perempuan. Kementerian juga memutuskan siswa perempuan tidak akan diajar oleh guru musik laki-laki.

Najiba Arian, juru bicara Kementerian Pendidikan Afganistan, membenarkan larangan kepada media Afganistan, TOLONews, dengan mengatakan keputusan itu berlaku untuk semua 34 provinsi Afganistan.

"Keputusan tersebut diambil setelah adanya keluhan dari keluarga atas beban belajar yang tinggi di pundak para siswa di sekolah menengah dan sekolah menengah atas," kata Arian.

Namun, kementerian tidak menjelaskan mengapa larangan tersebut hanya berlaku untuk anak perempuan atau mengapa acara yang semua perempuan dikecualikan.

Advertising
Advertising

"Semua anak laki-laki dan perempuan dapat menggunakan hak mereka secara setara dan bebas di dalam hukum," kata AIHRC dalam pernyataan hari Rabu, dikutip dari TOLONews, 12 Maret 2021.

Baca juga: Afghanistan Larang Siswi Berusia di Atas 12 Tahun Menyanyi di Acara Publik

AIHRC mengatakan setiap pembatasan pada hak dan kebebasan anak bertentangan dengan prinsip umum hak asasi manusia, konvensi tentang hak-hak anak dan hukum nasional Afganistan, khususnya konstitusi dan hukum tentang perlindungan hak-hak anak.

"Diharapkan setiap keputusan Kementerian Pendidikan yang menolak mengizinkan anak untuk berpartisipasi dalam pertemuan dan program publik, untuk merayakan dan menyambut dalam rangka mendukung prinsip kebebasan, kesetaraan dan perlindungan untuk kepentingan tertinggi anak dan tidak mempromosikan diskriminasi gender," tegas AIHRC.

Sementara pemerintah Inggris mengatakan sedang menyelidiki apakah pemerintah Afganistan telah melarang anak perempuan bernyanyi di sekolah yang didanai oleh yayasan dan badan amal Inggris.

Inggris telah menggelontorkan puluhan juta poundsterling untuk pendidikan dan gaji pegawai pemerintah Afganistan dalam dua puluh tahun terakhir, dan telah membantu 300.000 anak perempuan agar bisa bersekolah dalam enam tahun terakhir.

"Kami segera mencari klarifikasi dari Kementerian Pendidikan Afganistan mengenai laporan ini, dan implikasi potensial untuk pekerjaan pendidikan yang didanai Inggris," kata juru bicara Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri, dilaporkan The Telegraph.

Larangan bernyanyi datang di tengah ketakutan di antara banyak perempuan Afganistan yang takut kebebasan mereka bisa hilang dalam penyelesaian damai dengan Taliban.

Reuters melaporkan hak-hak perempuan telah meningkat secara dramatis di Afganistan sejak Taliban digulingkan pada 2001, dengan miliaran dolar AS dikucurkan ke negara itu untuk membantu menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan setara.

Langkah Kementerian Pendidikan Afganistan telah memicu kekhawatiran bahwa dengan upaya Taliban untuk kembali ke kekuasaan formal, elemen masyarakat konservatif akan berani menuntut agar perempuan tetap di rumah.

TOLO NEWS | AL JAZEERA | THE TELEGRAPH | REUTERS

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

12 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

12 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

12 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

39 hari lalu

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

Finlandia langganan jadi negara paling bahagia di dunia. Lantas, apa kuncinya?

Baca Selengkapnya

Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

45 hari lalu

Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

UNFPA Indonesia berharap isu kehamilan di kalangan remaja dan pernikahan anak menjadi priortias Pemerintah karena dampaknya ke kesetaraan gender

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

47 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

58 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya