Amerika Serikat Siap Jatuhkan Lagi Sanksi ke Myanmar

Kamis, 11 Maret 2021 14:41 WIB

Massa yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) melakukan aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021. Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras atas kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken memperingatkan tindakan tegas lainnya bisa saja dilakukan pihaknya terkait kudeta militer di Myanmar. Ancaman itu disampaikan Blinken setelah Kementerian Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada dua anak Jenderal Min Aung Hlaing pada Rabu, 10 Maret 2021.

Blinken menyebut Amerika Serikat sangat mengutuk tindakan penahanan pada lebih dari 1.700 orang dan penyerangan aparat keamanan Mynamar terhadap demonstran yang tidak bersenjata. Unjuk rasa di Myanmar setidaknya telah menewaskan 53 orang.

“Kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut terhadap mereka yang diinvestigasi karena melakukan kekerasan dan menekan keinginan pada masyarakat,” kata Blinken dalam pernyataan.

Advertising
Advertising

Sanksi dijatuhkan pada dua anak Jenderal Min Aung dan enam perusahaan milik mereka. Langkah itu dilakukan sebagai dampak tindakan yang dilakukan militer Myanmar pada 1 Februari 2021 lalu, yang melakukan kudeta militer.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan menyatakan mereka telah memblokir Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon putra Panglima Min Aung, sosok yang memimpin kudeta militer. Min Aung saat ini mengangkat dirinya sendiri sebagai Kepala Administrasi Negara Myanmar.

Pendemo yang memprotes aksi kudeta militer di Myanmar membawa poster bertuliskan "Saya benci kudeta militer melebihi klub sepakbola Manchester United." Sejumlah poster unik terlihat dalam aksi damai tersebut. 9GAG.com

Baca juga:Militer Myanmar Bayar Pelobi Rp 28 Miliar untuk Jelaskan Situasi yang Sebenarnya

Penjatuhan sanksi pada anak-anak Panglima militer Myanmar dan perusahaannya ini adalah tindakan teranyar yang dilakukan Washington untuk melawan kudeta militer. Sanksi yang dijatuhkan diantaranya, aset-aset mereka yang ada di Amerika Serikat, dibekukan. Bukan hanya itu, warga negara Amerika Serikat juga dilarang melakukan hubungan bisnis dengan mereka yang ada dalam daftar hitam Washington.

Min Aung menjadi Panglima militer Myanmar sejak 2011. Dia diduga telah menggunakan kekuasaannya untuk menguntungkan keluarganya.

Ada enam perusahaan asa Mynamar yang masuk daftar hitam Amerika Serikat, yakni A&M Mahar yang dipegang oleh Aung Pyae Sone, putra Panglima Min Aung. Lembaga Justice for Myanmar mengatakan A&M menawarkan akses pada perusahaan obat dari luar negeri, akses ke pasar Myanmar dengan memberikan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Myanmar.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

7 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

19 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

23 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya