Militer Myanmar Disebut Pakai Taktik Perang dan Senjata Serbu Hadapi Demonstran

Kamis, 11 Maret 2021 15:00 WIB

Biarawati Ann Rose Nu Tawng (berjubah putih) berlutut di hadapan para polisi di Myitkyina, Myanmar, 8 Maret 2021. Seorang biarawati Myanmar kembali berlutut di depan polisi di kota Myanmar utara dan memohon kepada mereka untuk berhenti menembak pengunjuk rasa yang menentang kudeta bulan lalu. MYITKYINA NEWS JOURNAL/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amnesty International mengatakan militer Myanmar menggunakan taktik perang dengan senjata dan kekuatan mematikan terhadap demonstran Myanmar yang menentang kudeta militer 1 Februari.

Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan pada Rabu, pihaknya telah memverifikasi lebih dari 50 video dari tindakan keras itu. PBB mengatakan pasukan keamanan junta telah menewaskan sedikitnya 60 pengunjuk rasa dengan tindakan keras tersebut.

PBB mengatakan banyak pembunuhan yang didokumentasikan sama dengan eksekusi di luar hukum.

Amnesty International menuduh tentara menggunakan senjata yang digunakan untuk medan perang untuk membunuh pengunjuk rasa.

Senjata mematikan itu digunakan oleh pasukan di unit-unit yang dituduh oleh kelompok hak asasi telah bertahun-tahun, telah melakukan kekejaman terhadap kelompok etnis minoritas, termasuk Muslim Rohingya.

Advertising
Advertising

"Tindakan ini dilakukan komandan yang tidak menyesal karena telah terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, mengerahkan pasukan dan metode pembunuhan di tempat terbuka," kata Joanne Mariner, Direktur Respons Krisis di Amnesty International.

Seorang petugas pasukan keamanan bersenjata mengarahkan senjatanya ke balkon saat mereka berpatroli di sebuah jalan di Yangon, Myanmar, 3 Maret 2021. REUTERS

Amnesty mengatakan senjata yang digunakan aparat Myanmar termasuk senapan sniper dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan mesin pistol.

Amnesty International menyerukan penghentian pembunuhan dan pembebasan tahanan. Assistance Association for Political Prisoners, kelompok advokasi tahanan politik, mengatakan hampir 2.000 orang telah ditahan sejak kudeta.

Junta militer belum berkomentar terkait tindakan brutalnya terhadap demonstran.

Baca juga: Amerika Kenakan Sanksi ke Dua Anak Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing

Junta militer mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari, menahan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes harian di seluruh Myanmar, yang terkadang menarik ratusan ribu orang turun ke jalan.

Militer Myanmar membenarkan kudeta militer mereka dengan alasan dugaan kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Aung Suu Kyi, tetapi komisi pemilihan umum membantah ada kecurangan.

REUTERS

Berita terkait

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

5 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

8 jam lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

2 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

3 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

4 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya