Biarawati Myanmar Kembali Berlutut Memohon Polisi Berhenti Tembaki Demonstran

Selasa, 9 Maret 2021 17:00 WIB

Biarawati Ann Rose Nu Tawng dengan jubah putih dan hitam berlutut di sebuah jalan di kota Myitkyina pada 8 Maret 2021, memohon polisi berhenti menembak demonstran Myanmar. [Twitter @soezeya]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang biarawati Myanmar kembali berlutut di depan polisi di kota Myanmar utara dan memohon kepada mereka untuk berhenti menembak pengunjuk rasa yang menentang kudeta bulan lalu.

Video menunjukkan Biarawati Ann Rose Nu Tawng dengan jubah putih dan hitam berlutut di sebuah jalan di kota Myitkyina pada Senin, berbicara kepada dua polisi yang juga berlutut.

"Saya berkata, saya tidak ingin melihat masalah apapun di sini dan tidak bisa pergi jika polisi tidak pergi," kata biarawati Myanmar itu, dikutip dari Reuters, 9 Maret 2021.

"Saya memohon kepada mereka untuk tidak menembak anak-anak," kata Twang.

Baca juga: Dubes Myanmar untuk Inggris Menuntut Pembebasan Aung San Suu Kyi dan Win Myint

Advertising
Advertising

Tawng dan salah satu polisi kemudian menyentuhkan dahi mereka ke tanah. Akun Twitter fotografer Reuters pemenang Pulitzer, Soe Zeya Tun, membagikan foto Twang saat menangis melihat tubuh berdarah tergeletak di jalan dan foto lain yang memohon kepada polisi

Setidaknya dua pengunjuk rasa tewas akibat tembakan di kepala dan tiga lainnya terluka di kota itu pada Senin, kata saksi mata.

Tawng juga pernah berlutut memohon polisi agar tidak menembak demonstran pada akhir bulan lalu. Nu Twang, soerang iarawati Francis Xavier, muncul sendirian di depan polisi anti huru hara yang berlapis tameng baja, dalam beberapa gambar yang dibagikan di Twitter oleh Uskup Agung Yangon, Uskup Agung Charles Maung Bo, seorang kritikus vokal terhadap kudeta militer, surat kabar The Catholic Leader melaporkan 1 Maret.

Sejauh ini 60 orang lebih telah tewas dan lebih dari 1.800 ditahan dalam tindakan keras terhadap protes menentang kudeta militer Myanmar 1 Februari, kata sebuah kelompok advokasi.

REUTERS | THE CATHOLIC LEADER

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya