China Janji Proaktif Tangani Situasi Myanmar

Minggu, 7 Maret 2021 17:38 WIB

Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, kanan, melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, kiri. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, berjanji negaranya tidak akan diam saja soal situasi di Myanmar. Dikutip dari kantor berita Reuters, Wang Yi mengatakan Cina akan berkomunikasi dengan segala sisi untuk memastikan ada solusi atas kudeta Myanmar.

Pernyataan itu ia sampaikan usai lobiyst Israel-Kanada, Ari Ben-Menashe, menyatakan para jenderal Militer Myanmar ingin meninggalkan politik setelah kudeta usai. Selain itu, kata lobyist yang disewa junta tersebut, Myanmar juga akan meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat serta menjauhkan diri dari Cina.

"Cina bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan segala pihak yang terlibat tanpa melanggar kedaulatan mereka. Jadi, kami akan mengambil peran yang konservatid untuk meredakan ketegangan di sana," ujar Wang Yi di sela-sela sidang Parlemen Cina, Ahad, 7 Maret 2021.

Sepanjang kudeta Myanmar berlangsung, Cina memang cenderung lebih kalem dalam menanggapi kudeta Myanmar. Selain tidak menjatuhkan sanksi terhadap Militer Myanmar, Cina juga menganggap apa yang terjadi di sana adalah konflik internal. Bahkan, media-media milik pemerintah di Cina menyebut situasi kudeta Myanmar sebagai "reshuffle kabinet besar-besaran".

Sikap tersebut kontras dengan negara-negara Barat. Mereka sudah menjatuhkan sanksi ekonomi dan personal terhadap sejumlah pejabat Militer Myanmar. Amerika bahkan memperkuat sanksinya pekan ini dengan memblokir sejumlah aktivitas dagang yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan Myanmar.

Para pengunjuk rasa membuat formasi tameng untuk menghindari serangan dari aparat di Nyaung-U, Myanmar, Ahad, 7 Maret 2021. Selama lebih dari satu bulan, pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di seluruh Myanmar menentang kudeta militer dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi serta ratusan orang lainnya. Media sosial oleh Reuters.


Cenderung pasifnya Cina dalam merespon situasi Myanmar menimbulkan berbagai spekulasi soal sikap mereka sesungguhnya. Ada yang menganggap Cina ingin mengambil keuntungan dari situasi Myanmar. Di sisi lain, ada juga yang menganggap Cina terlibat dalam kudeta tersebut.

Anggapan itu berangkat dari catatan Cina sempat memveto resolusi DK PBB soal krisis Rohingya di Myanmar. Alasan Cina saat itu sama, situasi Rohingya adalah urusan internal Myanmar dan mengintervensinya hanya akan menimbulkan ketidakstabilan.

Pemerintah Cina telah membantah semua anggapan yang beredar. Wang Yi berkata, kudeta Myanmar bukanlah hal yang Cina ingin lihat. Selin itu, kata Wang Yi, Cina mendukung pernyataan DK PBB tentang pembebasan para tahanan politik, termasuk Penasehat Negara Aung San Suu Kyi. Oleh karenanya, tidak benar dugaan mereka mencari keuntungan dari kudeta Myanmar.

"Cina sudah lama bersahabat dengan segala pihak di Myanmar, termasuk Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Persahabatan antara Myanmar dengan CIna selalu melibatkan semua sektor."

"Bagaimanapun situasi di Myanmar, komitmen Cina untuk mempromosikan hubungan Cina-Myanmar tak akan surut. Kami tetap ingin menonjolkan kooperasi," ujar Wang Yi.

Baca juga: Junta Myanmar Disebut Mau Perbaiki Hubungan dengan negara Barat dan Jauhi Cina

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

55 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

2 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

22 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya