Warga Texas Dibebaskan Dari Kewajiban Memakai Masker COVID-19, Ini Respon Publik

Kamis, 4 Maret 2021 10:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Gubernur Texas Greg Abbott melonggarkan pembatasan sosial COVID-19 selega mungkin, termasuk membebaskan warga dari masker, mendapat reaksi beragam. Ada yang terkesan, ada juga yang tidak. Presiden Amerika Joe Biden termasuk salah satu yang tidak terkesan, menyebutnya sebagai keputusan hasil pemikiran ketinggalan zaman.

Reaksi publik Amerika juga terpecah. Beberapa menyebutnya sebagai keputusan yang fantastis, membalikkan keputusan pengendalian pandemi COVID-19 di tangan warga. Menurut warga yang bisnisnya terdampak langsung oleh Pandemi COVID-19, keputusan Abbbott adalah langkah untuk kembali memperbaiki kondisi finansial mereka.

"Menurut saya keputusan pelonggaran ini sungguh fantastis. Maksud saya, biarkan warga mengambil keputusan sendiri (dalam menghadapi COVID-19)," ujar warga Texas, Ron Mart, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 4 Maret 2021.

Ron Mart beranggapan warga Texas sudah cukup pintar untuk menentukan bagaimana situasi pandemi COVID-19 sebaiknya dihadapi. Jadi, tanpa harus diwajibkan oleh pemerintah setempat, Mart menyebut warga akan bertindak dengan sendirinya untuk menekan dampak COVID-19.

"Penanganan pandemi tidak harus diwajibkan. Gubernur Texas juga bukan ibu saya (yang bisa memerintah saya)," ujar Mart.

Wali Kota Houston, Texas, Sylvester Turner, malah tidak terkesan. Turner mengaku kecewa terhadap keputusan Abbot yang menurutnya sudah terlalu sering membawa warga Texas ke jalur yang salah.

"Setiap kali kita melangkah ke jalur yang benar, selalu saja Gubernur Texas datang untuk mengacaukannya," ujar Turner.



Di kalangan selebritas, banyak dari mereka yang menentang kebijakan Abbott. Aktor serial Star Trek, Georgei Takei, menyebut kebijakan Abbott sebagai pidana, sebuah pembantaian yang akan mengambil nyawa banyak orang.

Aktris Patricia Arquette menyatakan hal senada. Menurutnya, satu bencana cuaca di Texas tahun ini sudah cukup, tidak perlu diperburuk lagi dengan kebijakan yang diambil Abbott.

"Jadi satu bencana saja tahun ini tidak cukup bagimu (Abbott)?" ujar Patricia Arquette sinis.

Sebagai catatan, Texas bukan satu-satunya negara bagian yang melakukan pelonggaran pembatasan sosial. Di skala yang sama ada Mississipi. Sementara itu, di skala yang lebih terbatas, ada Masschusetts, South Carolina, Iowa, dan Montana. Pelonggaran itu menyusul naiknya frekuensi vaksinasi dan menurunnya angka kasus harian COVID-19 di Amerika.

Diberitakan sebelumnya, Gregg Abbott menyatakan kehidupan di Texas akan kembali normal. Mulai pekan depan, kata ia, pembatasan sosial COVID-19 akan dilonggarkan yang ditandai dengan pembukaan toko sebebas mungkin serta dibebaskannya warga dari kewajiban memakai masker. Ia menyebut situasi pandemi sudah membaik dan saatnya perekonomian digenjot lagi.

Baca juga: Joe Biden Sebut Pelonggaran Pembatasan Sosial COVID-19 di Texas Kesalahan Besar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

4 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

4 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

4 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

7 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya