Presiden Myanmar Win Myint Dikenakan Dua Dakwaan Baru

Rabu, 3 Maret 2021 12:00 WIB

Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi dan Wakil Presiden Win Myint menghadiri sidang parlemen untuk memilih presiden baru Myanmar di Naypyitaw, Myanmar 28 Maret 2018. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Myanmar yang dikudeta militer, Win Myint, menghadapi dua dakwaan baru, termasuk pelanggaran konstitusi yang dapat dihukum hingga tiga tahun penjara, kata pengacaranya Khin Maung Zaw pada Rabu.

Win Myint ditangkap pada 1 Februari bersama dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi hanya beberapa jam sebelum militer merebut kekuasaan. Win Myint juga menghadapi dakwaan karena melanggar protokol kesehatan untuk menghentikan penyebaran virus corona, dikutip dari Reuters, 3 Maret 2021.

Pengacara Khin Maung Zaw mengatakan tanggal persidangan Win Myint tidak diketahui.

Sementara Aung San Suu Kyi muncul di sidang pengadilan melalui konferensi video pada Senin kemarin, ketika para pendukungnya turun ke jalan di beberapa kota sehari setelah polisi menembak mati 18 pengunjuk rasa pada Ahad.

Presiden Myanmar Win Myint berpidato di depan Bay of Bengal Initiative for Multi-Sectoral Technical and Economic Cooperation (BIMSTEC) di Kathmandu, Nepal, 30 Agustus 2018. [REUTERS / Navesh Chitrakar / Pool]

Advertising
Advertising

Dilaporkan Reuters, Aung San Suu Kyi, 75 tahun, terlihat dalam keadaan sehat selama penampilannya di depan pengadilan di ibu kota Naypyidaw, kata salah satu pengacaranya. Dua dakwaan lagi ditambahkan pada tuntutan yang diajukan terhadapnya setelah kudeta, katanya.

"Saya melihat Amay di video, dia terlihat sehat," kata pengacara Min Min Soe kepada Reuters, menggunakan istilah sayang yang berarti "ibu" untuk memanggil Suu Kyi. "Dia meminta untuk bertemu dengan pengacaranya."

Peraih Nobel Perdamaian, yang memimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), tidak terlihat di depan umum sejak pemerintahannya digulingkan dan dia ditahan bersama dengan para pemimpin partai lainnya, termasuk Presiden Win Myint.

Suu Kyi awalnya dituduh mengimpor enam radio walkie-talkie secara ilegal. Belakangan, tuduhan melanggar undang-undang bencana alam dengan melanggar protokol virus corona ditambahkan.

Pada hari Senin, dua dakwaan lagi ditambahkan, satu di bawah bagian dari hukum pidana era kolonial yang melarang publikasi informasi yang dapat "menyebabkan ketakutan atau mengganggu ketertiban", yang lain di bawah undang-undang telekomunikasi yang mengatur lisensi untuk peralatan, kata pengacaranya.

Sidang berikutnya akan diadakan pada 15 Maret. Para pengkritik kudeta mengatakan tuduhan itu dibuat-buat.

Pada Rabu protes terhadap kudeta militer di Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dengan lebih banyak massa yang berunjuk rasa.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan ke udara ketika pengunjuk rasa berkumpul di satu lokasi di ibu kota komersial Yangon pada Rabu pagi, menurut seorang jurnalis di tempat kejadian, Reuters melaporkan.

Sedikitnya 21 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari melawan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, dan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan massa pada hari Selasa.

Baca juga: Junta Myanmar dan Kubu Aung San Suu Kyi Berebut Pos Dubes PBB, Siapa yang Sah?

Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) gagal membuat terobosan dalam pertemuan virtual 10 menteri luar negeri untuk menyelesaikan krisis Myanmar. Hanya empat anggota ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura, yang menyerukan pembebasan tahanan termasuk Suu Kyi.

"Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif," kata pernyataan ketua ASEAN Brunei.

Media pemerintah Myanmar pada hari Rabu mengatakan menteri luar negeri yang ditunjuk militer menghadiri pertemuan ASEAN untuk "bertukar pandangan tentang masalah regional dan internasional", tetapi tidak menyebutkan tujuan pembicaraan tersebut.

Militer Myanmar membenarkan kudeta tersebut dengan mengatakan keluhannya tentang kecurangan pemilu 8 November 2020 diabaikan. Partai Aung San Suu Kyi memenangkan pemilihan dengan telak, mendapatkan masa jabatan lima tahun kedua. Komisi pemilihan umum Myanmar mengatakan pemungutan suara berlangsung adil.

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

23 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

3 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

8 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya