Junta Myanmar dan Pemerintahan Aung San Suu Kyi Berebut Pos Dubes di PBB

Rabu, 3 Maret 2021 10:45 WIB

Duta Besar Myanmar di PBB Kyaw Moe Tun. United Nations TV/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Junta militer Myanmar dan administrasi Aung San Suu Kyi yang mereka kudeta saling berebut posisi dubes di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Hal tersebut menyusul klaim Militer Myanmar bahwa Duta Besar untuk PBB Kyaw Moe Tun telah mereka pecat karena meminta lembaga internasional itu untuk mengintervensi kudeta di negaranya.

Menurut laporan Channel News Asia, administrasi Aung San Suu Kyi serta Kyaw Moe Tun mengirim surat ke PBB pada hari Senin kemarin untuk membantah klaim Militer Myanmar. Kyaw Moe Tun berkata, dirinya masih Duta Besar Myanmar aktif dan belum ada siapapun yang menggantikan tugasnya.

"Pelaku kudeta juga pada dasarnya tidak memiliki otoritas untuk menyangkal penugasan negara yang sifatnya legal," ujar surat Kyaw Moe Tun dan kubu Aung San Suu Kyi dalam surat ke PBB, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 3 Maret 2021.

Kyaw Moe Tun meminta PBB untuk mengabaikan klaim dari Militer Myanmar dan mengakuinya sebagai Duta Besar Myanmar yang resmi.

Militer Myanmar tidak mau kalah. Sehari sesudahnya, Kementerian Luar Negeri Myanmar mengirim surat ke PBB yang membantah klaim Kyaw Moe Tun dan kubu Aung San Suu Kyi. Mereka berkata, Duta Besar Myanmar baru telah mereka tunjuk dan akan menggantikan Kyaw Moe Tun yang sudah dipecat.

"Untuk saat ini, Deputi Duta Besar Myanmar untuk PBB, Tin Maung Niang, telah ditunjuk sebagai pelaksana tugas misi diplomatik Myanmar," ujar surat Militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng yang menggambarkan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. REUTERS/Stringer


Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengaku pusing menerima dua surat yang saling kontradiktif itu. Namun, ia menjanjikan PBB akan mempelajari keduanya dan mengambil sikap soal masalah pos Duta Besar Myanmar ini.

"Kami akui saja bahwa ini situasi yang unik dan kami sudah lama tidak menghadapinya. Kami mencoba membereskan segala protokol legal dan implikasinya sekarang," ujar Dujarric. Dujarric berkata, Komite Protokol dan Akreditiasi PBB akan menjadi pihak yang menangani langsung urusan Dubes Myanmar tersebut.

Dujarric menambahkan, pihaknya juga telah meminta utusan khusus PBB Christine Schraner Burgener untuk terus memantau perkembangan di Myanmar. Selain itu, juga untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak di sana.

Burgener, pada Jumat pekan lalu, berkata bahwa penting bagi komunitas internasional untuk tidak mengakui junta Myanmar. Apa yang perlu dilakukan komunitas internasional, kata ia, adalah menekan Militer Myanmar untuk menghentikan kudeta mereka yang sudah berlangsung selama sebulan dan menahan ratusan aktivis pro-demokrasi.

Baca juga: Dipecat Junta Militer, Dubes Myanmar untuk PBB Bakal Terus Melawan Kudeta

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

11 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

22 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya