COVAX Targetkan Distribusi 237 Juta Vaksin COVID-19 ke 142 Negara per Akhir Mei

Rabu, 3 Maret 2021 10:15 WIB

Pekerja menurunkan kotak vaksin AstraZeneca / Oxford saat negara tersebut menerima gelombang pertama vaksin penyakit virus corona (COVID-19) di bawah skema COVAX, di bandara internasional Accra, Ghana 24 Februari 2021. [REUTERS / Francis Kokoroko]

TEMPO.CO, Jakarta - Program inisiatif PBB yang bertujuan untuk mempermudah akses negara-negara berkembang ke vaksin COVID-19, COVAX, akhirnya mulai bekerja. Sejak bulan lalu, mereka mengirimkan vaksin COVID-19 ke berbagai negara yang belum mendapatkan dosis seperti Ghana dan Pantai Gading. Adapun COVAX sudah memasang target pengiriman 237 juta dosis vaksin COVID-19 ke 142 negara per akhir Mei ini.

Dikutip dari Channel News Asia, pengiriman dosis vaksin COVID-19 tersebut akan dibagi menjadi dua periode. Periode pertama akan berlangsung sepanjang Februari hingga Maret. Sementara itu, untuk periode kedua, akan berlangsung dari April hingga Mei.

"Namun, rencana ini akan bergantung pada berbagai faktor mulai dari pengesahan dari badan regulator lokal, ketersediaan suplai, serta rencana kampanye vaksinasi dari negara tujuan," ujar pernyataan COVAX, Rabu, 3 Maret 2021.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, berharap COVAX dapat membantu negara-negara miskin untuk mendapat suplai vaksin COVID-19. Menurut dia, tantangan untuk meratakan distribusi vaksin COVID-19 tergolong berat mengingat mayoritas suplai dikuasai oleh 10 negara besar.

Ghebreyesus melanjutkan, periode pertama distribusi vaksin COVID-19 COVAX akan lebih banyak fokus ke negara-negara Afrika dulu. Setelah Ghana dan Pantai Gading, tujuan pengiriman selanjutnya adalah Congo, Nigeria, Angola, dan Kamboja.

"Kerjasama ini tidak hanya akan mengubah peta pandemi COVID-19, tetapi juga mengubah bagaimana cara dunai merespon situasi darurat global," ujar Ghebreyesus. Sebelumnya, Ghebreyesus sempat memohon kepada negara-negara besar untuk menyumbangkan kelebihan suplai vaksin COVID-19 mereka ke COVAX untuk kemudian didistribusikan ke yang membutuhkan.

Sebagai catatan, mayoritas vaksin COVID-19 yang dimiliki oleh COVAX sejauh ini adalah AstraZeneca dan produk India. Belum lama ini, Inggris menyatakan akan ikut menyumbangkan suplai vaksin COVID-19 miliknya ke COVAX yang berarti mereka juga akan menerima produk Pfizer dan Moderna dalam waktu dekat.

Baca juga: WHO: Infeksi COVID-19 Meningkat Untuk Pertama Kalinya Dalam Tujuh Pekan

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

9 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

14 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

21 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya