Peretas Cina Diduga Serang Perusahaan Vaksin India

Senin, 1 Maret 2021 20:31 WIB

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, - Perusahaan intelijen dunia maya Cyfirma mengatakan sekelompok peretas yang diduga didukung pemerintah Cina menyerang sistem IT dua perusahaan vaksin India.

Cyfirma yang didukung Goldman Sachs, yang berbasis di Singapura dan Tokyo, mengatakan kelompok peretas APT10 alias Stone Panda, telah mengidentifikasi celah dan kerentanan dalam infrastruktur IT dan perangkat lunak rantai pasokan Bharat Biotech dan Serum Institute of India (SII), pembuat vaksin terbesar di dunia.

“Motivasi sebenarnya di sini sebenarnya adalah mengeksfiltrasi kekayaan intelektual dan mendapatkan keunggulan kompetitif atas perusahaan farmasi India,” kata Kepala Eksekutif Cyfirma Kumar Ritesh, mantan pejabat dunia maya di badan intelijen luar negeri Inggris MI6, dikutip dari Reuters, Senin, 1 Maret 2021.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan APT10 secara aktif menargetkan SII, yang membuat vaksin AstraZeneca untuk banyak negara dan akan segera mulai memproduksi suntikan Novavax secara massal.

"Dalam kasus Serum Institute (SII), mereka telah menemukan sejumlah server publik yang dijalankan dengan server web yang lemah, ini adalah server web yang rentan. Mereka berbicara tentang aplikasi web yang lemah, mereka juga berbicara tentang sistem manajemen konten yang lemah. Ini cukup mengkhawatirkan," kata Ritesh, mengacu pada para peretas.

Kementerian luar negeri Cina tidak segera membalas permintaan komentar. SII dan Bharat Biotech juga menolak berkomentar. Tim Tanggap Darurat Komputer India yang dikelola pemerintah, yang menurut Cyfirma telah membagikan temuannya, pun enggan berkomentar.

Departemen Kehakiman AS mengatakan pada 2018 bahwa APT10 telah bertindak terkait dengan Kementerian Keamanan Negara Cina.

Hubungan Cina dan India memburuk sejak Juni lalu ketika 20 tentara India dan empat tentara Cina tewas dalam pertempuran di perbatasan Himalaya. Pembicaraan baru-baru ini telah meredakan ketegangan di antara keduanya.

Baca juga: India dan Cina Sepakat Tarik Pasukan di Area Danau Himalaya Barat

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

4 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

12 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

13 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

19 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

20 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

22 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

23 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya