Iran: Serangan Udara Amerika di Suriah Malah Memicu Terorisme

Sabtu, 27 Februari 2021 20:38 WIB

Petugas menunjukkan senjata dan amunisi sitaan di pangkalan militer Suriah, Damaskus, 8 November 2020. Tentara Suriah menyita senjata dan amunisi dari daerah yang sebelumnya dikuasai pemberontak di wilayah selatan dan mengangkutnya ke pangkalan militer di Damaskus. Xinhua/Ammar Safarjalani

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat keeamanan Iran, Ali Shamkhani, menyebut serangan udara Amerika ke Suriah pada Jumat lalu malah memperkeruh situasi. Alih-alih bakal menghentikan aktivitas milisi syiah di sana, Shamkhani menyebut apa yang Amerika lakukan malah memicu terorisme.

Shamkhani mengklaim milisi Kataib Hezbollah yang diserang oleh Amerika adalah paramiliter anti-teroris. Dengan menyerang mereka, kata Shamkhani, Amerika malah mengganggu operasi anti-militer di Suriah. Amerika, sebagaimana diberitakan sebelumnya, menyebut serangan tersebut untuk membalas serangan roket ke Irak pekan lalu.

"Tindakan terbaru Amerika malah memperkuat aktivitas dan ekspansi teroris Daesh (ISIS) di Suriah. Serangan terhadap pemberontak anti-teroris adalah awal dari periode terorisme terorganisir, " ujar Shamkhani, yang menjabat Dewan Keamanan Nasional Iran, Sabtu, 27 Februari 2021.

Shamkhani berkata, Iran tidak akan tinggal diam atas serangan Amerika di Suriah. Namun, ia tidak mengelaborasi soal langkah seperti apa yang akan diambil oleh Iran.

Di saat bersamaan, Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein berkunjung ke Iran untuk menemui Menlu Javad Zarif. Menurut laporan Reuters, Hussein mencoba menjelaskan situasi serangan ke Suriah dan memastikan tidak terjadi ketegangan berlebih akibat serangan itu.

"Hussein datang untuk membahas perkembangan situasi regional, termasuk bagaimana caranya menyeimbangkan hubungan untuk mencegah ketegangan serta eskalasi," ujar keterangan Kementerian Luar Negeri Irak.

Diberitakan sebelumanya, Amerika menyerang fasilitas Kataib Hezbollah di perbatasan Irak-Suriah. Kataib Hezebollah, yang disokong oleh iran, menggunakan fasilitas itu untuk jalur transportasi persenjataan, personil, dan konsumsi.

Amerika dan sejumlah pejabat Irak mengklaim serangan itu beralasan. Mereka merasa perlu membalas serangan roket ke situs Amerika dan Irak bulan ini yang melukai 4 pejabat mereka. Adapun Amerika merasa serangan yang mereka lakukan terukur dan berskala relatif kecil sehingga tidak akan memicu eskalasi berlebih.

Beberapa pihak menganggap Amerika tengah memainkan daya tawarnya menjelang negosiasi soal Perjanjian Nuklir Iran. Presiden Joe Biden berkali-kali menegaskan ingin kembali ke Perjanjian Nuklir tersebut dan berharap Iran mengikuti mereka. Iran setuju untuk kembali, namun meminta Amerika mencabut dulu sanksi yang diberikan semasa pemerintahan Donald Trump.

Baca juga: Suriah dan Iran Mengutuk Serangan Udara Amerika Serikat

ISTMAN MP | REUTERS



Berita terkait

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

2 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

13 jam lalu

Maarten Paes Selesai Naturalisasi, Arbitrase hingga Kariernya sebagai Kiper

Kiper klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat FC Dallas, Maarten Paes, telah menjadi warga negara Indonesia (WNI)

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

1 hari lalu

Gagal Melaju di Final Piala Asia U-23 2024, Ini Fakta-Fakta Timnas Indonesia Kalah dari Uzbekistan

Hilang sudah asa Timnas Indonesia U-23 berlaga di partai final Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda dikalahkan Timnas Uzbekistan U-23.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

2 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya