Amerika Desak Taliban Hentikan Kekerasan Jika Ingin Ada Penarikan Pasukan

Sabtu, 20 Februari 2021 12:00 WIB

Tentara Amerika Serikat dan NATO mengikuti upacara bendera guna memperingati tragedi 11 September 2001 di markas Resolute Dukungan, di Kabul, Afghanistan, 11 September 2016. AP Photo

TEMPO.CO, - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin meminta Taliban menghentikan kekerasan di Afghanistan jika ingin AS dan NATO menarik pasukannya. Ia mendesak semua pihak sama-sama memilih jalur perdamaian terkait konflik di Afghanistan.

"Jelas, kekerasan terlalu tinggi sekarang dan kemajuan lebih lanjut perlu dibuat dalam negosiasi yang dipimpin Afghanistan," kata Austin usai berdiskusi dengan menteri pertahanan NATO dikutip dari Aljazeera, Sabtu, 20 Februari 2021.

Menurut Austin, negaranya tidak akan buru-buru menarik pasukannya dari Afghanistan hingga membuat NATO dalam risiko. "Sementara itu, misi saat ini akan terus berlanjut dan, tentu saja, komandan memiliki hak dan tanggung jawab untuk mempertahankan diri dan mitra Afghanistan mereka dari serangan," ucap dia.

Advertising
Advertising

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menghadapi pilihan sulit di Afghanistan antara menarik semua pasukan pada akhir April seperti yang dijanjikan kepada Taliban atau memperpanjang kehadiran mereka sambil mencoba mempertahankan pembicaraan perdamaian Afghanistan yang bermasalah.

Wakil pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar pada 16 Februari meminta AS untuk menghormati kesepakatannya mengenai penarikan pasukan internasional dan memperingatkan bahwa kelompok itu tidak akan membiarkan campur tangan berkelanjutan dalam urusan Afghanistan.

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 11 September oleh Al-Qaeda. Pada saat itu, Taliban menguasai negara itu dan telah memberikan perlindungan aman bagi al-Qaeda.

AS dan Taliban mencapai kesepakatan Februari 2020 setelah berbulan-bulan negosiasi di Doha, Qatar, yang menyerukan gencatan senjata permanen, negosiasi perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, serta penarikan semua pasukan asing pada 1 Mei.

Pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan dimulai pada September tetapi telah dirusak oleh konflik yang berkelanjutan, serangan dan pembunuhan terkait Taliban .

Saat ini masih ada sekitar 2.500 tentara Amerika Serikat dan 10 ribu tentara NATO di Afghanistan.

BACA JUGA: Tidak Sesuai Harapan Taliban, Tentara Amerika Bertahan di Afghanistan

Sumber: ALJAZEERA

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

2 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

2 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

5 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

5 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya