TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara Taliban dan tentara internasional, terutama Militer Amerika, berpotensi memanas lagi. Dilaporkan Reuters, empat pejabat senior blok militer NATO mengatakan bahwa penarikan tentara internasional dari Afghanistan akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal itu tidak sesuai permintaan Taliban yang meminta penarikan pasukan rampung Mei 2021. Menurut salah seorang pejabat NATO, yang enggan disebutkan namanya, penundaan ini berkaitan dengan pergantian pemerintahan di Amerika dari Donald Trump ke Joe Biden. Joe Biden dikabarkan tidak ingin penarikan pasukan Amerika yang terlalu terburu-buru.
"Karena ada pergantian pemerintahan di Amerika, maka sejumlah perubahan akan dilakukan terkait penarikan yang terkesan terburu-buru. Kita akan melihat strategi penarikan baru yang lebih kalkulatif," ujar pejabat NATO terkait, Ahad, 31 Januari 2021.
Di masa pemerintahan Donald Trump. Amerika setuju untuk menarik belasan ribu pasukannya dari Afghanistan. Hal itu merupakan bagian dari rencana damai di Timur Tengah yang dirancang Trump. Ia ingin mendamaikan Afganistan dan Taliban yang merupakan kelompok pemberontak.
Per Januari ini, jumlah pasukan Amerika di Afghanistan tersisa 2500 personil. Itu adalah jumlah terkecil yang pernah ada di Afghanistan. Donald Trump menjanjikan penarikan rampung awal tahun ini.
Baca juga: Dua Helikopter Afganistan Bertabrakan saat Perang Lawan Taliban
Delegasi Taliban menghadiri pertemuan dengan delegasi pemerintahan Afganistan di Doha, Qatar, 12 September 2020. REUTERS/Ibraheem al Omari
Sayangnya, meski perjanjian sudah dibuat, aktivitas kekerasan oleh Taliban masih berlanjut. Hal itu diyakini yang membuat pemerintahan Amerika yang baru beserta anggota NATO lainnya enggan untuk menarik pasukan.
"Kondisi untuk penarikan belum tercapai...Anggota NATO manapun tidak ingin bertahan di Afghanistan. Namun, sangat jelas bahwa keberadaan tentara kami berdasarkan kondisi di lapangan," ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu.
Lungescu menegaskan kembali bahwa NATO akan mendukung penuh rencana damai di Timur Tengah yang diinginkan Donald Trump dulu. Namun, kata ia, harus ada jaminan dulu bahwa Afghanistan tidak akan menjadi surga teroris yang bisa mengancam negara-negara anggota NATO.
"Belum ada keputusan apapun dari NATO soal penarikan pasukan. Sekutu-sekutu kami terus mengkaji situasi di lapangan dan saling berkonsultasi," ujar Lungescu, menambahkan bahwa ada 10 ribu prajurit siaga di Afghanistan.
Secara terpisah, Taliban mengaku khawatir atas perkembangan terbaru ini. Mereka sudah mengantisipasi kemungkinan Joe Biden mengubah isi perjanjian damai (Kesepakatan Doha) antara Afghanistan dan Taliban yang dimediasi Amerika.
"Kami jujur merasa khawatir, namun mereka berjanji akan menepati isi Kesepakatan Doha. Apa yang terjadi di Afghanistan sekarang adalah sebaliknya. Kami mengirim delegasi kami ke negara sekutu untuk melibatkan mereka," ujar juru bicara Taliban di Doha, dikutip dari Reuters.
Pekan lalu, delegasi Taliban berkunjung ke Iran dan Rusia. Mereka juga mengontak Cina, membahas kekhawatiran soal NATO dan Amerika
Baca juga: Taliban Dukung Penarikan Prajurit AS Lebih Awal oleh Donald Trump
ISTMAN MP | REUTERS