Kudeta Militer, Perusahaan Asal Singapura Hentikan Jual Beli dengan Myanmar

Jumat, 19 Februari 2021 18:50 WIB

Tentara berdiri di luar Bank Sentral Myanmar selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan asal Singapura memutuskan kesepakatan jual-beli dengan Bandara Internasional Yangon. Pemutusan kontrak terjadi menyusul adanya kudeta militer di negara yang dulu bernama Burma itu.

Perusahaan itu diketahui adalah TRD Consulting yang menjual produk-produk anti-drone. Selain TRD Consulting, ada puluhan perusahaan lainnya asal Singapura yang juga melakukan pemutusan hubungan kerja sama bisnis dengan Myanmar. Singapura adalah sumber investasi terbesar Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami belum punya rencana untuk mensuplai produk-produk anti-drone ke Myanmar sampai sebuah masyarakat hukum ditegakkan kembali. Kami akna mengevaluasi penjualan kami ke depan secepatnya,” kata Managing Director TRD Consulting, Sam Ong dalam sebuah e-mail.

Advertising
Advertising

Baca juga: Penentang Kudeta Myanmar Senang Inggris dan Kanada Beri Sanksi ke Militer

Demonstran memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 17 Februari 2021.[REUTERS/Stringer]

Menurut Ong, pihaknya sebelumnya telah melakukan proses jual-beli produk-produk anti-drone ke Bandara Internasional Yangon. Namun kesepakatan jual-beli itu sudah dibatalkan. Dia juga memastikan perusahaannya tidak akan menjual produk-produknya ke militer Myanmar.

TRD sebelumnya telah menjual ke Kepolisian Myanmar drone pengganggu sinyal Orion-7, yang bisa mengganggu sinyal komunikasi drone sehingga memaksanya mendarat. Ong mengatakan drone pengganggu ini tidak ada efek sampingnya ke manusia.

Militer Myanmar merebut kekuasaan Pemerintah pada 1 Februari 2021 dan menahan ratusan orang, salah satunya adalah pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Tindakan militer Myanmar ini memancing sanksi internasional dan gelombang unjuk rasa besar-besaran.

Sejumlah demonstran menyerukan pada Singapura agar mengambil tindakan tegas terhadap militer Junta. Demonstran bahkan sampai mengancam akan memboikot merek-merek terkenal asal Singapura yang ada Myanmar seperti bir Tiger dan café Ya Kun Kaya Toast.

Sebelumnya pada Selasa, 16 Februari 2021, Menteri Luar Negeri Singapura mengatakan Singapura menentang penjatuhan sanksi secara luas kepada Myanmar. Namun tidak akan mengintervensi keputusan bisnis-bisnis perusahaan terkait dengan Myanmar.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

16 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

22 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

2 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

4 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

5 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

5 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya