TEMPO Interaktif, Dera Ismail Khan: Seorang pembom bunuh diri hari Minggu menabrakkan mobilnya ke sekelompok tentara Pakistan di sebuah benteng di kawasan bergolak dekat perbatasan Afghanistan, yang menewaskan setidaknya delapan tentara.
Pemboman itu terjadi di sebuah pos pemeriksaan dekat pintu utama Benteng Zalai, di mana anggota dari Frontier Corps berkumpul, kata Mayor Jenderal Athar Abbas, juru bicara militer Pakistan.
Benteng itu berada di luar Wana, kota utama di Waziristan Selatan, sebuah daerah kesukuan yang dianggap sebagai pusat kegiatan al-Qaidah dan militan Taliban yang terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS di Afghanistan.
Pasukan Pakistan sedang mencuci kendaraan mereka pada saat serangan itu terjadi, kata dua pejabat intelijen yang berbicara tanpa menyebutkan identitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara ke media.
Para pejabat menggambarkan ledakan itu "besar" dan telah meruntuhkan pos pemeriksaan dan merusak dinding depan dari benteng itu.
Tidak mungkin untuk segera memverifikasi rincian ledakan secara bebas. Waziristan Selatan adalah daerah yang berbahaya dan terpencil di mana perjalanan oleh banyak orang asing dan wartawan dibatasi.
Pakistan adalah sekutu kunci dalam perang melawan teror yang dipimpin AS, yang menghadapi tekanan Amerika. Ia telah menyebarkan pasukan keamanannya di barat laut untuk menghadapi perkembangan perlawanan militan. Pasukan itu telah sering menjadi sasaran serangan.
Amerika Serikat diduga berada di balik serangkaian serangan misil terhadap militan di Waziristan Selatan dan bagian lain Pakistan barat laut. Serangan itu telah membangkitkan kemarahan warga dan memicu aksi balas dendam militan.
AP/Erwin
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya