Erdogan Akan Buka Turki Secara Bertahap ke Kehidupan Normal Mulai 1 Maret

Kamis, 18 Februari 2021 11:00 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota parlemen dari Partai AK (AKP) yang berkuasa selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 10 Februari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan mulai secara bertahap kembali ke kehidupan normal secara bertahap dari provinsi per provinsi mulai Maret.

Erdogan mengatakan lockdown Covid-19 akhir pekan secara nasional akan dicabut di beberapa provinsi berdasarkan tingkat infeksi.

Turki telah memberlakukan jam malam, lockdown akhir pekan, dan pembatasan lainnya pada bulan Desember dalam menghadapi meningkatnya kasus corona. Turki berencana untuk membuka kembali sekolah secara nasional pada 1 Maret, dan program vaksinasi sejauh ini telah memberikan suntikan kepada hampir 5,7 juta orang menggunakan vaksin Covid-19 CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China.

Berbicara setelah pertemuan kabinet di Ankara, Erdogan mengatakan rencana pembukaan kembali kafe dan restoran, yang telah ditutup selama berbulan-bulan, akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, dan mendesak warga untuk terus mematuhi langkah-langkah tersebut.

"Kami akan mengkategorikan provinsi kami sebagai provinsi berisiko rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan tingkat infeksi dan vaksinasi. Mulai Maret kami mulai masa normalisasi bertahap," kata Erdogan, dikutip dari Reuters, 18 Februari 2021.

Advertising
Advertising

"Kami secara bertahap mencabut pembatasan lockdown, dimulai dengan akhir pekan, berdasarkan infeksi, vaksinasi dan kriteria lain di provinsi," kata Erdogan, menambahkan bahwa peta jalan untuk normalisasi dan membuka kembali sekolah akan dievaluasi lagi dalam beberapa minggu mendatang.

Baca juga: Dokter Turki Protes Pemerintah Soal Data Korban Covid-19

Turki sejauh ini melaporkan lebih dari 2,6 juta kasus dan hampir 27.000 kematian akibat Covid-19 sejak wabah dimulai pada Maret tahun lalu. Meskipun vaksinasi dimulai bulan lalu, kasus harian baru masih bertahan antara 6.000 dan 8.000, yang menyebabkan kekhawatiran.

Erdogan mengatakan dia yakin Maret akan menjadi bulan di mana Turki membuat kemajuan besar dalam hal vaksinasi, dan pemerintahannya membuat pengaturan yang diperlukan untuk pengadaan dosis.

"Kita berada dalam posisi di mana kita dapat mencegah rintangan ini menjadi ancaman, dengan menunjukkan sedikit lebih banyak kesabaran, dengan sedikit lebih banyak pengorbanan," ujar Erdogan.

REUTERS

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

28 menit lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

7 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

16 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya