Joe Biden Atur Ulang Hubungan Amerika Dengan Arab Saudi

Rabu, 17 Februari 2021 08:30 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pernyataan resmi tentang situasi politik di Myanmar di Gedung Putih di Washington, AS, 10 Februari 2021. [REUTERS / Carlos Barria]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Joe Biden berencana untuk mengatur ulang hubungan Amerika dengan Arab Saudi. Salah satunya dengan lebih mengutamakan diplomasi langsung kepada Raja Salman bin Abdulaziz dibanding putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Langkah Joe Biden itu semakin menegaskan perbedaannya ia dengan pendahulunya, Donald Trump. Donald Trump dikenal mengandalkan menantunya, Jared Kushner, untuk menjaga hubungan Arab Saudi via Pangeran Mohammed bin Salman.

"Kami sudah menegaskan sejak awal bahwa akan ada penyesuaian soal hubungan Amerika dengan Arab Saudi," ujar juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 16 Februari 2021.

Sebagaimana diketahui, Pangeran Mohammed bin Salman dianggap berbagai pihak sebagai pemimpin de facto dari Arab Saudi. Hal itu dikarenakan ia berada di urutan pertama pewaris tahta Kerajaan Arab ketika Raja Salman wafat nanti.

Beberapa waktu terakhir, citranya terpukul karena kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Pasukan keamanannya terlibat dalam kasus yang terjadi di tahun 2018 itu, menjadikannya sebagai sosok di baliknya.

Baca juga: Kenalkan Empat UU Baru, Mohammed bin Salman Mau Kodifikasi Hukum Arab Saudi

Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi. Sumber: Reuters/straitstimes.com


Kasus Jamal Khashoggi membuat Joe Biden waspada terhadap Pangeran Mohammed bin Salman, berbeda dibanding Trump yang lebih leluasa. Trump banyak berkomunikasi dengan Pangeran Mohammed bin Salman dalam banyak hal mulai dari rencana damai di Timur Tengah hingga penyelesaikan konflik dengan Qatar.

"Figur yang sepantaran dengan Presiden (Joe Biden) adalah Raja Salman dan kami menantikan waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan dengannya. Saya tidak bisa memprediksi kapan," ujar Psaki soal rencana Joe Biden mengontak Arab Saudi.

Terakhir kali Joe Biden berbicara soal Arab Saudi, ia menegaskan ingin menekan kerajaan itu untuk memperbaiki penanganan kasus hak asasi manusianya. Selain itu, juga akan menekan mereka untuk membebaskan para tahanan politik dari penjara. Psaki menjamin hal itu bakal disinggung dalam percakapan Biden dan Raja Salman nantinya.

Ditanyai apakah pengaturan hubungan Arab Saudi dan Amerika ini akan berpengaruh ke hubungan dengan Israel, Psaki menjamin Joe Biden juga akan tetap menjaga hubungan dengan negara bintang Daud itu.

"Israel adalah negara di mana Amerika memiliki hubungan keamanan strategis yang penting dan tim kami berhubungan dekat dengan mereka. Belum sampai ke level kepala negara, namun segera," ujarnya menanggapi pandangan Joe Biden menjauhi PM Israel Benjamin Netanyahu.

Baca juga: Gedung Putih Bantah Joe Biden Abaikan PM Israel

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

34 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

3 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

10 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

12 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

12 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

13 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya