Warga Myanmar Panik Ada Kabar Militer Pakai Preman Untuk Buat Kerusuhan

Senin, 15 Februari 2021 09:53 WIB

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, - Penduduk Myanmar kini dilanda kepanikan dan ketakutan sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021. Pasalnya beredar kabar jika militer diduga menggunakan para preman untuk menciptakan kerusuhan.

Kondisi semakin rumit bagi penduduk lantaran junta militer melegalkan penangkapan tanpa surat perintah. Warga di sejumlah kota pun bergantian berpatroli setiap malam untuk menjaga diri dan tempat tinggalnya.

Ko Phyo, seorang pria paruh baya di kota Mingalar Taung Nyunt di Yangon, mengatakan bahwa beberapa penduduk mulai mengenakan helm putih untuk memudahkan identifikasi dan membedakan diri dari orang asing. "Kami akan mengadakan serangkaian pertemuan hari ini dan dalam beberapa hari mendatang untuk membuat patroli lebih sistematis. Kalau tidak, kami tidak bisa tidur di malam hari,” katanya dikutip dari Arab News, Senin, 15 Februari 2021.

Advertising
Advertising

Aye Kyu, 54 tahun, penduduk dari kota Hlaing Yangon, mengatakan ia dan tetangganya bekerja sama untuk menjaga daerah itu pada malam hari, mulai dari Jumat ketika junta memberi amnesti pada lebih dari 23 ribu narapidana. Ia menduga militer akan menggunakan preman untuk menciptakan kerusuhan dan kekacauan. "Itu sangat mirip dengan situasi hanya beberapa hari sebelum penumpasan brutal militer terhadap pengunjuk rasa pada 1988," ujarnya.

Ia menuturkan militer membutuhkan alasan untuk menindak warga yang menentang kudeta. Sebabnya mereka diduga bakal menciptakan situasi kacau hingga membuat orang merasa tidak aman dan meresponnya dengan panik.

“Kami sekarang harus terus mengawasi setiap saat. Jadi, kami sepakat untuk menugaskan sepuluh pria setiap malam untuk menjaga tetangga. Kami tidak memiliki siapa pun untuk melindungi kami. Polisi dan tentara bertindak seperti preman bagi kami," kata Aye Kyu.

Seperti diketahui, sejak Sabtu, 6 Februari hingga kini ribuan warga Myanmar menggelar unjuk rasa menentang kudeta militer. Jam malam kemudian diberlakukan oleh junta.

Pasukan keamanan pun menangkapi anggota partai oposisi, aktivis, pegawai negeri, hingga biksu yang menentang kudeta, menurut kantor hak asasi manusia PBB pada Jumat.

Sementara itu, Dewan Administrasi Nasional, yang dipimpin oleh pemimpin kudeta dan panglima militer Min Aung Hlaing, mengatakan pihaknya menangguhkan undang-undang sehingga mengesahkan penangkapan tanpa surat perintah dan bisa menahan seorang tersangka lebih dari 24 jam.

Junta memerintahkan pasukan untuk memburu tujuh tokoh termasuk Min Ko Naing, seorang aktivis yang dianggap orang paling berpengaruh kedua di Myanmar setelah pemimpin yang ditahan dan mantan peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.

BACA JUGA: Pengungsi Rohingya Pasrah Dipindahkan Asal Tidak ke Myanmar

Sumber: ARAB NEWS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

15 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya