WHO Minta Negara-negara Jangan Berhenti Pakai Vaksin AstraZeneca

Kamis, 11 Februari 2021 13:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti berbagai negara untuk tidak menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Meski efikasi vaksin itu teruji terbatas terhadap gejala tertentu dari varian baru COVID-19, WHO menyakinkan produk AstraZeneca tetap aman dipakai untuk varian apapun.

Pernyataan itu dikeluarkan WHO dalam rekomendasi interimnya. Adapun dalam rekomendasi tersebut, petugas medis disarankan memberikan dua dosis vaksin AstraZeneca dengan jeda tiap suntikan 8-12 pekan. Selain itu, WHO juga merekomendasikan penggunaannya kepada lansia berusia 65 tahun ke atas.

"Tidak ada alasan untuk tidak merekomendasikan penggunaannya," ujar kepala Kelompok Pakar untuk Rekomendasi Strategis (SAGE) WHO, Alejandro Cravioto, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 11 Februari 2021.

Cravioto menjelaskan, WHO tetap merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena situasi pandemi belum sepenuhnya membaik. Di sisi lain, vaksin AstraZeneca tetap memberikan perlindungan walaupun efikasinya terhadap gejala ringan menegah relatif terbatas. Jadi, daripada vaksin AstraZeneca dikesampingkan, lebih baik tetap digunakan.

Diberitakan sebelumnya, Afrika Selatan memutuskan untuk membatalkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca dalam kampanye vaksinasinya. Sebab, hasil uji efikasi terbaru menunjukkan produk AstraZeneca hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap gejala ringan dan menengah dari varian baru COVID-19 di sana (501Y.V2).

Sebagai gantinya, Afrika Selatan akan menggunakan vaksin COVID-19 dari Johnson & Johnson. Sementara itu, untuk 1 juta stok vaksin AstraZeneca yang sudah kadung mereka punya, akan mereka tukarkan atau jual ke negara lain. Kementerian Kesehatan Afrika Selatan bahkan mengklaim telah menerika penawaran dari negara tetangga.

"Di luar sana ada ribuan orang meninggal karena infeksi COVID-19 tiap harinya. Produk apapun yang bisa mengurangi angka tersebut terjustifikasi penggunaannya," ujar Cravioto.

Pakar Imunisasi WHO, Kate O'Brien, sepakat dengan pernyataan Cravioto. Ia berkata, vaksin COVID-19 AstraZeneca tetaplah produk yang efektivitasnya teruji untuk gejala-gejala tertentu. Jadi, masih masuk dalam kategori bisa digunakan.

"Vaksin COVID-19 AstraZeneca tetaplah vaksin yang penting untuk dunia ini mengingat masih terbatasnya jumlah vaksin," ujar pakar WHO itu menegaskan.

Baca juga: Afrika Selatan Batal Gunakan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA



Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya