TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan tak lagi menunda penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, tetapi membatalkannya. Hal tersebut menyusul hasil uji efikasi terhadap varian baru COVID-19 yang menunjukkan vaksin AstraZeneca hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap gejala ringan dan menengah.
Meski vaksin COVID-19 AstraZeneca batal dipakai, hal itu tidak akan mengubah agenda vaksinasi. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 11 Februari 2021, Afrika Selatan akan melanjutkan kampanye vaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson.
"Menimbang hasil uji efikasi, kami memutuskan untuk melanjutkan vaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson dibanding AstraZeneca. Johnson & Johnson sudah terbuktif efektif terhadap varian 501Y.V2 (varian baru COVID-19)," ujar Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize.
Meski memastikan agenda vaksinasi akan tetap jalan, Mkhize tidak menyebutkan kapan tepatnya hal itu akan dimulai. Apabila mengacu pada pemberitaan sebelumnya, Afrika Selatan menargetkan vaksinasi dimulai pada kuartal pertama.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Perihal suplai vaksin COVID-19 AstraZeneca yang sudah kadung dibeli dan dipegang, kata Mkhize, Afrika Selatan tengah mencari cara untuk menukarnya. Harapannya, penukaran bisa dilakukan sebelum April tiba. Hal itu mengingat 1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dipegang Afrika Selatan akan habis masa berlakunya April nanti.
"Tergantung masukan dari produsennya, kami akan menukarkan vaksin AstraZeneca sebelum masa berlakunya habis. Sudah ada beberapa negara yang menawarkan vaksin AstraZeneca kami dijual ke mereka," ujar Mkhize menegaskan.
Per berita ini ditulis, Afrika Selatan diketahui sudah mengamankan sembilan juta dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson. Kesepakatan pengadaan dan pengirimannya, menurut Mkhize, akan disetujui sebentar lagi.
Dalam berbagai tes, vaksin Johson & Johnson memang lebih efektif dibanding AstraZeneca dalam menghadapi varian baru COVID-19 di Afrika Selatan. Vaksin itu bisa memberikan perlindungan 89 persen terhadap gejala berat dan 57 persen pada gejala menengah ke berat.
Baca juga: Afrika Selatan Tunda Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca
ISTMAN MP | AL JAZEERA