Alexei Navalny Ditahan, Diplomat Uni Eropa Mengkritik Pedas Rusia

Kamis, 11 Februari 2021 06:00 WIB

Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Josep Borrell, diplomat senior di Uni Eropa pada Selasa, 9 Februari 2021, memperingatkan Moskow bisa menghadapi sanksi baru terkait penahanan Alexei Navalny, politikus oposisi Rusia yang suka mengkritik Kremlin. Borrell menggambarkan pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berbelas kasihan, otoriter dan takut dengan demokrasi.

“Pemerintah Rusia sedang jatuh ke sebuah kekhawatiran rute otoriter,” kata Borrell, yang memohon agar Navalny dibebaskan.

Borrell sebelumnya pada Jumat lalu, 5 Februari, telah mengunjungi Moskow. Dia mengatakan untuk menegaskan lewat kunjungan itu firasatnya semakin menguat bahwa Rusia ingin melarikan diri dari Eropa dan memecah-belah Barat. Ucapan Borrell itu bisa disebut kritikan paling tajam Uni Eropa terhadap Moskow sejak Negara Beruang Merah menganeksasi Krimea dari Ukraina.

Advertising
Advertising

“Tampaknya hampir tidak ada ruang bagi perkembangan alternative demokrasi. Mereka itu tanpa ampun dalam menahan upaya seperti itu,” kata Borrell dihadapan anggota parlemen Eropa. Borrell sangat yakin Kremlin telah melihat demokrasi sebagai ancaman eksistensial.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri malam misa Natal Ortodoks di Gereja Saint Nikolai di Pulau Lipno di delta Sungai Msta di luar Veliky Novgorod, Rusia 6 Januari 2021. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS

Baca juga: Inggris, Amerika, dan Uni Eropa Gelar Rapat Soal Kasus Alexei Navalny

Menurut Vladimir Dzhabarov, Wakil Kepala komite Rusia bidang luar negeri, pernyataan Borrell harus dianggap emosi di tengah krisis ekonomi dan pandemi Covid-19 di Eropa.

“Untuk sejumlah alasan, Uni Eropa berfikir bisa mencampuri urusan dalam negeri kami,” kata Dzhabarov.

Sebelum isu Navalny terjadi, dia mengatakan Rusia terbiasa hidup di bawah sanksi. Eropa mungkin saja tertarik bekerja sama dengan Rusia dalam mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi disana.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

2 jam lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

9 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

16 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

19 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya