Waketum Partai Maori Selandia Baru Diusir dari Parlemen karena Tidak Pakai Dasi

Rabu, 10 Februari 2021 13:00 WIB

Wakil pemimpin Partai Maori Rawiri Waititi berbicara di Wellington, Selandia Baru, 9 Februari 2021 dalam gambar diam yang diambil dari video ini. Video diambil 9 Februari 2021. [TVNZ / Handout melalui REUTERS TV]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen dari Partai Maori Selandia Baru diusir dari ruang parlemen minggu ini karena tidak memakai dasi.

Rawiri Waititi menolak mengenakan dasi di ruangan dengan alasan memaksakan kode pakaian Barat adalah pelanggaran haknya dan upaya untuk menekan budaya asli.

Pada hari Selasa, Ketua Parlemen Trevor Mallard dua kali mencegah Rawiri Waititi mengajukan pertanyaan di ruang debat, bersikeras bahwa anggota parlemen hanya dapat mengajukan pertanyaan jika mereka mengenakan dasi, menurut laporan Reuters, 10 Februari 2021.

Ketika Waititi melanjutkan pertanyaannya setelah dihentikan untuk kedua kalinya, Mallard memerintahkannya untuk pergi.

"Ini bukan tentang dasi, ini tentang identitas budaya, kawan," kata Waititi saat dia keluar dari ruangan.

Advertising
Advertising

Parlemen Selandia Baru adalah yang paling inklusif yang pernah dipilih di negara ini. Hampir setengah dari 120 kursi di parlemen dipegang oleh perempuan.

Parlemen Selandia Baru yang terpilih tahun lalu memiliki representasi LGBTQI 11% dan representasi Maori 21%. Parlemen diisi anggota parlemen pertama yang berasal dari Afrika dan Sri Lanka setelah pemilihan Oktober lalu.

Waititi, yang menyebut dasi sebagai "simpul kolonial," tahun lalu diberitahu bahwa dia akan dikeluarkan dari DPR jika tidak memakainya. Pada hari Selasa ia mengenakan taonga, liontin batu hijau Maori sebagai gantinya.

Mallard mengatakan pada hari Selasa bahwa sementara dasi sudah ketinggalan zaman menurut pandangannya, mayoritas anggota meminta agar aturan tersebut dipertahankan dalam konsultasi tentang masalah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Partai Maori Mau Ubah Nama Selandia Baru Jadi Aotearoa Jika Menang Pemilu

Dalam tulisan opini di New Zealand Herald pada hari Rabu, Waititi mengatakan tindakannya bukan tentang dasi, tetapi tentang hak Mori untuk menjadi Mori, baik di parlemen atau di kedai minum.

"Saya melepas dasi kolonial sebagai tanda bahwa itu terus menjajah, mencekik, dan menekan hak-hak Mori yang menurut Mallard memberi kita semua persamaan," kata Waititi.

"Ini lebih dari sekadar dasi atau taonga, ini semua berkaitan dengan kesetaraan."

Diminta untuk berkomentar, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan dia tidak keberatan seseorang memakai dasi di parlemen atau tidak.

"Ada masalah yang jauh lebih penting bagi kita semua," kata perdana menteri Selandia Baru itu.

REUTERS

Berita terkait

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

8 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

19 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

32 hari lalu

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.

Baca Selengkapnya

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

36 hari lalu

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

38 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

40 hari lalu

Negara dengan Durasi Puasa Paling Pendek Hingga Terpanjang di Dunia

Perbedaan letak geografis masing-masing negara mempengaruhi durasi puasa.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

43 hari lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil pemilu.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Selandia Baru Jajaki Kerja Sama Produk Halal

44 hari lalu

Indonesia dan Selandia Baru Jajaki Kerja Sama Produk Halal

Indonesia dan Selandia Baru menjajaki kerja sama produk halal, sebagai salah satu cara untuk mencapai target perdagangan bilateral.

Baca Selengkapnya

Peringatan 5 Tahun Penembakan Christchurch, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Kunjungi Masjid Istiqlal

44 hari lalu

Peringatan 5 Tahun Penembakan Christchurch, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Kunjungi Masjid Istiqlal

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters singgah ke Masjid Istiqlal di Jakarta untuk memperingati lima tahun tragedi Christchurch.

Baca Selengkapnya

LATAM Airlines Alami Turbulensi Hebat di Udara, Apa Penyebab Pesawat Alami Guncangan Hebat di Udara?

45 hari lalu

LATAM Airlines Alami Turbulensi Hebat di Udara, Apa Penyebab Pesawat Alami Guncangan Hebat di Udara?

LATAM Airlines mengalami turbulensi hebat sebelum mendarat di Aucland, Selandia Baru. Apa penyebab pesawat bisa alami guncangan hebat di udara?

Baca Selengkapnya