Seorang Perempuan Kritis Tertembak di Kepala Saat Protes Kudeta Militer Myanmar

Rabu, 10 Februari 2021 11:45 WIB

Polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 9 Februari 2021.[REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari dua pengunjuk rasa yang kritis dilaporkan mengalami mati otak setelah polisi menembak ke arah massa di Naypyidaw, dekat Tha Pyay Gone pada 9 Februari, ketika hari ke-4 protes kudeta militer berlangsung di seluruh Myanmar.

Satu dari dua korban, perempuan yang dilaporkan berusia 20-an tahun, awalnya dilaporkan meninggal di lokasi tetapi pihak rumah sakit mengatakan dia sedang kritis dirawat memakai alat penunjang hidup dan tidak sadarkan diri, Eleven Myanmar melaporkan, dikutip 10 Februari 2021.

Luka lainnya berupa luka tembus di dada namun korban tetap dalam kondisi stabil. Namun, laporan Myanmar Now menyebutkan keduanya dalam kondisi kritis, kata dokter, yang meminta namanya tidak disebutkan.

Myanmar Now melaporkan korban kritis adalah perempuan berusia 19 tahun dan pria berusia 30 tahun.

Sementara Reuters melaporkan, seorang dokter di Naypyitaw mengatakan perempuan yang ditembak di kepala dengan peluru tajam masih dalam kondisi kritis tetapi diperkirakan tidak akan selamat.

Advertising
Advertising

Baca juga: Reporter PBB: Sanksi Ekonomi ke Militer Myanmar Bakal Efektif

Video media sosial yang diverifikasi oleh Reuters menunjukkan dia bersama pengunjuk rasa lain agak jauh dari barisan polisi anti huru hara ketika meriam air disemprotkan dan beberapa tembakan terdengar.

Perempuan yang memakai helm sepeda motor itu tiba-tiba roboh. Gambar menunjukkan helm yang dia kenakan terdapat lubang yang tampak seperti lubang peluru.

Polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, 9 Februari 2021.[REUTERS / Stringer]

Ada sekitar tujuh orang yang terluka ketika polisi mulai menggunakan meriam air dan senjata untuk membubarkan massa di Tha Pyay Gone sekitar pukul 1 siang, menurut Eleven Myanmar.

Dua pengunjuk rasa yang terluka berada di antara kerumunan yang berkumpul di Thabyay Gone Center di Naypyitaw yang juga dihantam dengan semburan meriam air dan sekitar 50 butir peluru karet.

Di Mandalay, di mana belasan orang ditangkap, polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan pengunjuk rasa.

Sekitar belasan truk polisi dan militer Myanmar memblokir pintu masuk ke University Avenue di persimpangan Hledan Di Yangon saat kerumunan besar berkumpul di sana.

Malam harinya, Departemen Administrasi Umum Myanmar mengumumkan larangan pertemuan dan jam malam dari jam 8 malam sampai jam 4 pagi.

Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa, yang menuntut pembalikan kudeta dan pembebasan Suu Kyi serta para pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan aktivisnya yang ditahan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang meninjau bantuan ke Myanmar untuk memastikan mereka yang bertanggung jawab atas kudeta menghadapi "konsekuensi yang signifikan".

ELEVEN MYANMAR | MYANMAR NOW | REUTERS

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya