Inggris dan Uni Eropa Minta Sesi Khusus Kudeta Myanmar di Forum HAM PBB

Selasa, 9 Februari 2021 06:30 WIB

Para pengunjuk rasa menunjukkan simbol tiga jari untuk memprotes kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, 6 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris dan Uni Eropa menyatakan pada Senin kemarin telah meminta Dewan HAM PBB untuk membuat sesi khusus terkait kudeta Myanmar. Permintaan itu menyusul situasi yang memanas di sana akibat terus menguatnya gerakan rakyat memprotes kudeta Myanmar.

Julian Braithwaite, Duta Besar Inggris untuk PBB, menyampaikan bahwa situasi di Myanmar tak bisa dibiarkan. Dan, menurutnya, penahanan pejabat negara dan sipil oleh Militer Myanmar bisa berkembang menjadi pelanggaran HAM yang lebih buruk.

"Penahanan tersebut memiliki implikasi yang buruk terhadap hak asasi manusia di Myanmar," ujar Braithwaite dalam keterangan persnya, Senin, 8 Februari 2021.

Braithwaite melanjutkan, investigator PBB di Myanmar yaitu Thomas Andrews pun sudah meminta sesi khusus soal kudeta Myanmar. Andrews, kata Braithwaite, menganggap sesi khusus di Dewan HAM PBB penting sifatnya untuk menunjukkan kepada warga Myanmar bahwa mereka tidak berjuang sendirian.

"Hal yang terpenting adalah kita segera merespon perjuangan warga Myanmar dan terus merosotnya situasi hak asasi manusia di sana," ujar Braithwaite.

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. Selain itu, mereka juga menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi yang ditahan militer. REUTERS/Stringer

Di Myanmar, junta militer akhirnya memberikan respon soal perlawanan masyarakat yang menguat. Awalnya, mereka mengancam akan menggunakan kekerasan jika unjuk rasa masyarakat Myanmar tidak kunjung berhenti. Menurut mereka, segala tindakan yang berpotensi mengganggu dan menghancurkan kestabilan Myanmar perlu ditindak keras.

Tak lama kemudian, darurat militer berlaku di kota Mandalay. Mandalay adalah kota terbesar kedua di Myanmar. Di sana, warga dilarang berunjuk rasa, berkumpul lebih dari lima orang, dan berkeliaran dari pukul 8 malam hingga 4 pagi. Pemerintah setempat belum menyebutkan hingga kapan darurat militer akan berlangsung.

Setelah darurat militer berlangsung, Jenderal Militer Min Aung Hlaing gantian muncul memberikan keterangan. Kepada para pengunjuk rasa, ia meminta mereka untuk mengikuti fakta, bukan perasaan. Ia kembali menegaskan bahwa kudeta diperlukan karena telah terjadi kecurangan pada pemilu tahun lalu. Dengan kata lain, ia menyebut pemerintahan Myanmar sebelumnya memang berhak dikudeta.

Min Aung Hlaing berjanji akan menggelar pemilu baru sesegera mungkin untuk mencari pemimpin Myanmar yang sah. Dan, ia menjamin tidak akan mengubah kebijakan luar negeri dan tetap mencari investor untuk Myanmar hingga pemerintahan sah terbentuk.

Baca juga: Militer Ancam Respon Pendemo Kudeta Myanmar Dengan Kekerasan

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-un-rights/britain-eu-seek-special-session-of-un-rights-forum-on-myanmar-crisis-idUSKBN2A818H?il=0

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

8 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

16 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

17 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

18 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

22 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya