Junta Militer Myanmar Akhirnya Beri Pernyataan Soal Kudeta dan Unjuk Rasa

Senin, 8 Februari 2021 22:12 WIB

Sosok Min Aung Hlaing kembali disorot bersamaan dengan dugaan penindasan yang dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya pada 2017. Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan geng dan pembakaran yang meluas dan dilakukan dengan niat genosida. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Militer Min Aung Hlaing akhirnya memberikan pernyataan soal kudeta Myanmar dan unjuk rasa yang berlangsung di berbagai kota hari ini. Ia meminta publik untuk mengikuti fakta dibandingkan perasaan. Ia pun menjanjikan bakal ada pemilu baru di mana pemenangnya akan menjadi pemerintah Myanmar yang sah.

"Junta ini berbeda dibanding pemerintahan militer sebelumnya. Menteri-menteri terbaik telah dipilih, kebijakan luar negeri tidak berubah, dan negara-negara luar akan kami bujuk untuk berinvestasi di Myanmar," ujar Min Aung Hlaing, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 8 Februari 2021.

Min Aung Hlaing pun kembali menegaskan bahwa kudeta Myanmar adalah hal yang tak terhindarkan. Jika saja pemilu tahun lalu tak ada kecurangan, klaim ia, maka kudeta Myanmar tidak akan terjadi. Min Aung Hlaing menyayangkan penyelenggara pemilu yang mengesampingkan laporannya soal dugaan kecurangan.

"Tidak ada satupun lembaga yang di atas hukum," ujarnya menegaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kudeta Myanmar terjadi pada Senin pekan lalu. Militer Myanmar, yang dipimpin Min Aung Hlaing, merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar, memberhentikan menteri, dan membatalkan pelantikan anggota parlemen yang terpilih. Beberapa figur sentral yang mereka tangkap adalah Penasehat Negara Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint.

Kudeta itu sendiri dipicu kekalahan partai yang berafiliasi dengan militer Myanmar, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP), dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah dan berhak dikudeta.

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. Beberapa warga telihat membawa poster Aung San Suu Kyi. REUTERS/Stringer


Merespon kudeta Myanmar, warga melakukan unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung sejak Sabtu pekan lalu. Ribuan, bahkan puluhan ribu, warga terlibat dengan unjuk rasa berlangsung di berbagai kota.

Sejauh ini, militer Myanmar belum menggunakan kekerasan untuk meresponnya. Namun, satu jam yang lalu, darurat militer diberlakukan di kota Mandalay, kedua terbesar di Myanmar.

Dikutip dari Channel News Asia, darurat militer tersebut akan mencakup tujuh kotamadya di Mandalay. Aturan yang berlaku mulai dari melarang warga berunjuk rasa, berkumpul dengan jumlah lebih dari lima orang, hingga jam malam yang berlaku dari jam 8 malam sampai 4 pagi.

"Perintah ini akan berlaku hingga waktu yang belum ditentukan," ujar pernyataan pers pemerintah Myanmar di Mandalay, Senin, 8 Februari 2021.

Dalam penjelasannya, pemerintah Myanmar mengklaim unjuk rasa yang berlaku sudah mengkhawatirkan. Selain dianggap mereka mengancam keselamatan publik, juga mengganggu penegakan hukum. Tindakan-tindakan itu, kata mereka, bisa menyebabkan ketidakstabilan atau bahkan kerusuhan jika dibiarkan.

Baca juga: Respon Unjuk Rasa, Darurat Militer Diberlakukan di Myanmar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/myanmar-leader-speech-vows-free-election-national-address-14140598

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya