Militer Ancam Respon Pendemo Kudeta Myanmar dengan Kekerasan

Senin, 8 Februari 2021 17:50 WIB

Nama Min Aung Hlaing mulai terkenal pada 2009 ketika memimpin serangan terhadap pemberontak Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar di daerah Kokang. Peristiwa ini memaksa sekitar 37 ribu penduduk etnis Kokang untuk mengungsi ke Cina. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO. Jakarta - Militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, memprotes keras aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak Sabtu kemarin. Walau mereka belum menggunakan kekerasan untuk merespon unjuk rasa tersebut, mereka mengancam akan melakukannya kepada para pendemo jika unjuk rasa terus berlanjut.

"Tindakan akan diambil berdasarkan hukum yang berlaku terhadap hal-hal yang mengganggu, mencegah, dan menghancurkan kestabilan negara, keamanan publik, serta penegakan hukum," ujar pernyataan pers Militer Myanmar, yang mengambil alih pemerintahan, Senin, 8 Februari 2021.

Pernyataan itu disampaikan juga via stasiun televisi milik pemerintah, MRTV. Harapannya, dengan peringatan itu, maka unjuk rasa akan berhenti. Namun, sejauh berita ditulis, unjuk rasa tetap berlangsung di berbagai kota Myanmar, mulai dari Yangon hingga Mandalay.

Sejauh ini, untuk mengendalikan unjuk rasa, Militer Myanmar tidak menerjunkan personilnya ke lapangan. Mereka menerjunkan aparat Kepolisian Myanmar yang kemudian menyambut demonstran dengan pasukan anti huru-hara serta meriam air. Di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, meriam air bahkan sempat ditembakkan ke arah demonstran.



Jika personil militer sampai diterjunkan, hal itu akan menjadi kekhawatiran tersendiri. Mereka memiliki rekam jejak yang buruk mulai dari pelanggaran hak asasi manusia hingga kekerasan terhadap masyarakat. Di tahun 1988, misalnya, militer Myanmar membunuh 3000 pengunjuk rasa.

Situasi kali ini tidak seganas tahun 1988. Polisi lebih pasif dibanding militer dan mereka memang cenderung lebih dekat terhadap figur oposisi, Aung San Suu Kyi. Menurut laporan Al Jazeera, tidak semua personil kepolisian diterjunkan untuk menghadapi langsung demonstran kudeta Myanmar.

Diberitakan sebelumnya, kudeta Myanmar dimulai pada Senin pekan lalu. Militer Myanmar pimpinan Min Aung Hlaing merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar, memberhentikan para menteri, dan membatalkan pelantikan anggota parlemen baru.

Beberapa figur sentral yang mereka tangkap adalah Aung San Suu Kyi, selaku Penasehat Negara, serta Presiden Win Myint. Keberadaan mereka masih misterius walau militer Myanmar mengklaim kondisi mereka baik-baik saja. Kabar yang beredar, keduanya sempat ditahan di rumah masing-masing sebelum dipindahkan ke lokasi lain yang dirasa lebih pas.

Kudeta Myanmar itu sendiri dipicu kekalahan partai yang berafiliasi dengan Militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP), dari Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) pada pemilu tahun lalu. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.

Baca juga: Pendemo Ajak Polisi Ikut Protes Kudeta Myanmar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | AL JAZEERA

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/myanmar-coup-protests-crackdown-warning-issued-14139098

https://www.aljazeera.com/news/2021/2/8/in-myanmar-protesters-urge-police-to-join-democracy-fight

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya