Pengacara Pastikan Aung San Suu Kyi Masih Ditahan Polisi Myanmar

Senin, 8 Februari 2021 12:30 WIB

Anggota partai oposisi LND membersihkan foto Aung San Suu Kyi di kantor pusat partai di Yangon, Myanmar, 13 November 2015. Dengan kemenangan mayoritas ini, kemungkinan Suu Kyi dapat terpilih menjadi presiden semakin besar. AP/Khin Maung Win

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar yang menyebut Aung San Suu Kyi sudah dibebaskan polisi Myanmar, dengan cepat ditepis oleh pengacaranya. Suu Kyi, 75 tahun, menghadapi tuntutan telah secara ilegal mengimpor enam walkie-talkie.

Pengacara Suu Kyi menjelaskan kliennya saat ini ditahan di sebuah kantor polisi di Myanmar untuk keperluan investigasi. Dia bakal berada dalam penahanan itu sampai 15 Februari 2021. Pengacara Suu Kyi mengaku sampai sekarang belum diperbolehkan berjumpa kliennya.

Baca juga: Profesor Australia Penasihat Ekonomi Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. Beberapa warga telihat membawa poster Aung San Suu Kyi. REUTERS/Stringer

Advertising
Advertising

Sebelumnya kabar pembebasan Suu Kyi menyeruak di tengah unjuk rasa pada Sabtu, 6 Februari 2021. Berita tersebut disambut gembira oleh kerumunan massa, namun dengan cepat dibantah oleh pengacara Suu Kyi.

“Unjuk rasa anti-kudeta memperlihatkan tanda-tanda betapa masyarakat bersemangat. Di sisi lain, berdasarkan sejarah kita bisa berharap raksi yang akan datang. Masyarakat Myanmar sekarang ini sudah sungguh berbeda dari 1988 dan bahkan 2007. Segalanya mungkin terjadi,” kata penulis dan sejarawan, Thant Myint-U.

Suu Kyi adalah pemenang Nobel perdamaian pada 1991 karena upayanya mengkampanyekan demokrasi. Dia sebelumnya menghabiskan hampir 15 tahun berada dalam tahanan rumah sebelum akhirnya dibebaskan lewat pemerintahan transisi menuju demokrasi pada 2011. Suu Kyi akhirnya menjadi pemimpin secara de facto di Myanmar.

Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing melakukan kudeta terhadap Pemerintahan Suu Kyi atas tuduhan telah melakukan penipuan atas hasil pemilu pada 8 November 2020 lalu, yang di menangkan oleh Partai NLD. Partai tersebut salah satunya di dirikan oleh Suu Kyi.

Komisi Pemilihan Umum Myanmar mengabaikan tuduhan mal-praktik dari Aung Hlaing tersebut.

“Sederhananya, Partai NLD memenangkan pemilu pada 2020. Ada kekhawatiran yang masuk akal kalau militer junta akan mengubah demonstrasi damai ini menjadi sebuah kerusuhan dan mengambil keuntungan dari ketidakstabilan yang terjadi,” kata Bo Kyi, asisten dari Tahanan Politik, sebuah kelompok HAM di Myanmar.

Thomas Andres, utusan khusus PBB untuk Myanmar, mengatakan sudah lebih dari 160 orang ditahan sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta militer pekan lalu.

“Jenderal-jenderal itu sekarang berusaha melumpuhkan gerakan masyarakat Myanmar yang melawan dan membiarkan dunia dalam ketidakjelasan atas kondisi Myanmar dengan memutus akses internet. Kita harus berdiri bersama masyarakat Myanmar dalam jam-jam mereka yang berbahaya dan saat diperlukan,’ kata Andrews, Minggu, 7 Februari 2021.

Sumber: https://www.reuters.com/article/BigStory12/idUSKBN2A702Y

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

16 jam lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

4 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

6 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

9 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

10 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

10 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya