AS Minta Arab Saudi Perbaiki Catatannya Soal HAM

Sabtu, 6 Februari 2021 15:15 WIB

Presiden AS Joe Biden bersiap untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS yang baru Lloyd Austin di Kantor Oval di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Januari 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, - Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pemerintah Amerika Serikat meminta Arab Saudi memperbaiki catatan hak asasi manusianya. AS mendesak Saudi membebaskan aktivis hak perempuan dan tahanan politik lainnya.

“Kami, tentu saja, mengharapkan Arab Saudi memperbaiki catatannya tentang hak asasi manusia. Itu termasuk membebaskan tahanan politik seperti pendukung hak-hak perempuan dari penjara Saudi," ucap Psaki dikutip dari Reuters, Sabtu, 6 Februari 2021.

Komentar Pskai menggarisbawahi niat Presiden Joe Biden menjadikan isu HAM sebagai masalah utama dalam meninjau kembali hubungan AS-Saudi. Pada Kamis kemarin, Biden mengumumkan kebijakan pertamanya terkait kerja sama dengan Saudi yakni menghentikan dukungan terhadap operasi militer di Yaman.

Advertising
Advertising

Salah satu aktivis paling menonjol yang ditahan pemerintah Saudi adalah Loujain al-Hathloul. Ia gencar mengkampanyekan agar mengizinkan wanita Saudi mengemudi Keputusan ini menuai kritik internasional pada Desember 2020 ketika Lounain divonis hampir enam tahun penjara oleh pengadilan.

Tokoh lainnya adalah Bader al-Ibrahim, seorang ahli epidemiologi dan jurnalis, dan Salah al-Haidar, seorang komentator media yang ibunya Aziza al-Yousef adalah juru kampanye hak-hak perempuan, ditangkap pada 2019 atas tuduhan terkait terorisme.

Baca juga: AS Hentikan Dukungan Terhadap Operasi Militer Saudi di Yaman

Dalam kesempatan yang sama, Psaki menyinggung soal apakah pemerintah AS akan menjatuhkan sanksi pada Arab Saudi atas pembunuhan kolumnis Washington Post 2018, Jamal Khashoggi. Menurut dia, kematian Khashoggi adalah kejahatan yang mengerikan.

Psaki menuturkan pemerintah Amerika Serikat telah mengungkap laporan intelijen tentang pembunuhan tersebut, yang menurut CIA telah disetujui atau mungkin diperintahkan oleh penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pangeran membantah memerintahkan pembunuhan itu.

REUTERS

https://www.reuters.com/article/idUSKBN2A52FV?il=0

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

1 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

4 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

5 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

2 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya