Pelancong yang Tiba di Inggris Diminta Karantina 10 Hari di Hotel

Jumat, 5 Februari 2021 18:30 WIB

Orang-orang yang memakai masker wajah berjalan di tepi Sungai Thames ditengah wabah virus corona, London, Inggris, 10 Mei 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta - Terhitung mulai 15 Februari 2021, Inggris akan meminta pelancong yang tiba di negara itu menjalani karantina di hotel-hotel yang telah ditunjuk selama 10 hari. Keputusan itu diambil setelah kritik yang menyebut Inggris lamban dalam membuat kebijakan.

Peraturan itu pertama kali diumumkan pada akhir bulan lalu. Pengetatan wilayah perbatasan ditujukan untuk mengerem penyebaran virus corona, yang mungkin bisa membahayakan program imunisasi vaksin virus corona.

Baca juga: Inggris Uji Coba Gabungkan Vaksin AstraZeneca dan Pfizer

Papan informasi publik untuk menggalakkan upaya pencegahan COVID-19 terlihat di Leeds, Inggris, pada 5 November 2020. Inggris memasuki karantina wilayah (lockdown) selama sebulan mulai Kamis (5/11) untuk meredam merebaknya kembali penularan coronavirus. (Xinhua/Jon Super)

Advertising
Advertising

Aturan karantina bagi pelancong ini berlaku untuk mereka yang baru datang dari negara-negara yang ada dalam daftar zona merah Inggris, diantaranya Afrika Selatan dan negara-negara di Amerika Selatan.

“Kebijakan ini menambah kebijakan yang sudah ada dan kami ingin memastikan ini berhasil. Kami sudah memberitahu industri perhotelan,” kata Menteri muda Luar Negeri Inggris, James Cleverly, Jumat, 5 Februari 2021.

Dalam pengumuman yang disampaikan Kamis malam, 4 Februari 2021, Pemerintah Inggris berkonsultasi dengan industri perjalanan dan perhotelan. Sekarang ini, Inggris tinggal melakukan finalisasi rencana-rencananya, termasuk mengkontrak hotel-hotel dekat pelabuhan dan bandara.

Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris mengatakan Inggris sudah menjadi salah satu negara paling ketat di dunia dalam memberlakukan aturan pada para pelancong yang masuk ke negara itu. Salah satunya dengan memberlakukan surat bebas Covid-19.

“Kami sekarang bekerja dengan kecepatan tertinggi untuk mengamankan fasilitas yang kami butuhkan untuk menjalankan karantina yang terkelola bagi masyarakat Inggris yang baru pulang dari luar negeri dari negara-negara dengan risiko tinggi penularan virus corona,” kata Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris.

Anggota parlemen Inggris dari kubu oposisi mengkritik Perdana Menteri Boris Johnson karena tidak menerapkan rencana dengan cepat.

Sumber: https://www.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-britain-quarantine/britains-covid-19-hotel-quarantine-policy-to-start-feb-15-idUSKBN2A41S8

Berita terkait

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

7 jam lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

7 jam lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

17 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

2 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

3 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya