TEMPO.CO, Jakarta - Inggris pada Kamis, 4 Februari 2021, meluncurkan sebuah uji coba untuk mengevaluasi respon imun yang dihasilkan jika vaksin virus corona dari Pfizer Inc dan AstraZeneca Plc digabungkan dalam dua jadwal penyuntikan.
Ilmuwan Inggris yang melakukan uji coba ini mengatakan menyuntikkan vaksin virus corona pada orang dengan dua jenis vaksin virus corona yang berbeda diharapkan bisa membantu memahami apakah vaksin itu bisa disuntikan dengan fleksibilitas yang lebih luas di dunia. Hasil dari uji coba ini diharapkan bisa keluar pada Juni 2021.
Uji coba ini semata untuk mengevaluasi respon imun, dimana pada dosis pertama disuntikkan vaksin virus corona buatan Pfizer, yang diikuti dengan satu dosis vaksin virus corona dari AstraZeneca atau urutan sebaliknya dengan interval 4 pekan sampai 12 pekan.
Pengunjung mengantre saat masuk supermarket Sainsburys di tengah penyebaran virus Corona di Watford, Inggris, 19 Maret 2020. Hingga kini, Inggris belum mengambil kebijakan lockdown sebagai upaya menekan penyebaran virus Corona. REUTERS/Paul Childs
Baca juga: Justin Trudeau Ingin Kanada Bisa Produksi Sendiri Vaksin Virus Corona
Pfizer dan BioNTech telah mengembangkan mRNA (untuk vaksin virus corona), sedangkan Universitas Oxford mengembangkan vector virus adenovirus.
Inggris saat ini juga menyuntikkan vaksin virus corona buatan AstraZeneca dengan jeda waktu 12 minggu dari dosis pertama ke kedua dengan jenis vaksin yang sama. Diharapkan lebih banyak vaksin yang diuji cobakan segera setelah disetujui dan diluncurkan.
Ilmuwan mengatakan uji coba respon imun terhadap penggabungan vaksin virus corona buatan Pfizer Inc dan AstraZeneca Plc dilakukan pada Kamis, 4 Februari 2021 waktu setempat kepada lebih dari 800 partisipan. Jumlah itu lebih kecil ketimbang uji-uji klinis, yang digunakan untuk menentukan efektifitas vaksin secara individu.
Matthew Snape, ahli vaksinasi dari Universitas Oxford, yang memimpin uji coba mengatakan hasil awal dari uji coba ini bisa memberikan informasi penerapan vaksin pada semester kedua 2021.
“Kami akan mendapatkan sejumlah hasil, mungkin Juni, yang akan menginformasikan penggunaan dosis booster pada komunitas masyarakat secara umum,” akta Snape.
Dalam uji coba ini partisipan yang ikut berusia di atas 50 tahun, yang mungkin masuk kategori risiko tinggi tertular virus corona ketimbang anak-anak muda. Mereka yang berpartisipasi dalam uji coba ini juga belum di vaksin virus corona.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain-vaccine-mi/britain-trial-to-test-combining-pfizer-and-astrazeneca-vaccines-in-two-shot-regimen-idUSKBN2A400P