Negara-negara Barat Kecam Vonis 3 Tahun Alexei Navalny

Rabu, 3 Februari 2021 11:15 WIB

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 29 September 2019. Navalny juga dikenal aktif di sosial media. Mayoritas pengikutnya merupakan kalangan muda, yang meledek kelompok mapan dan setia kepada Putin. Dia memiliki cara untuk mendapatkan informasi soal perusahaan dan kinerja keuangan yaitu menjadi pemegang saham minoritas. REUTERS/Shamil Zhumatov

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan terhadap Alexei Navalny kian kuat menyusul vonis penjara 3,5 tahun yang ia terima pada Selasa kemarin, 2 Februari 2021. Negara-negara barat bergantian mengirimkan kecaman terhadap Rusia dan mendesak Presiden Vladimir Putin untuk membebaskan Alexei Navalny.

Salah satu desakan datang dari Amerika. Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, meminta Putin untuk membebaskan Alexei Navalny tanpa syarat, berikut para pendukung-pendukungnya. Menurut Blinken, apa yang dilakukan oleh Putin dan jajarannya adalah pelanggaran hak asasi manusia.

"Kami menegaskan kembali pernyataan kami untuk meminta Pemerintah Rusia membebaskan tanpa syarat Navalny, termasuk ratusan orang yang telah ditahan beberapa pekan terakhir saat menggunakan hak mereka untuk berpendapat," ujar Blinken, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 3 Februari 2021.

Selain Blinken, kecaman juga datang dari kompatriotnya di Inggris, Menteri Luar Negeri Dominic Raab. Pria yang sempat menjabat PLT Perdana Menteri itu menyebut pengadilan dan vonis Navalny sebagai sesuatu yang jahat. Sebab, bukannya menyasar sosok yang nyaris membunuh Navalny, Rusia malah menjeblokskan figur oposisi dan aktivis anti-korupsi itu ke penjara.

Sebagaimana diketahui, sebelum pulang ke Rusia dan kemudian disidangkan, Alexei Navalny sempat nyaris tewas. Ia diracun menggunakan zat saraf Novichok pada pertengahan tahun lalu. Penelusuran sejumlah lembaga non pemerintah mengarah pada keterlibatan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Namun, belum ada yang ditindak hingga sekarang.

"Putusan jahat ini, yang malah menyasar korban upaya pembunuhan dibanding pelakunya, telah menunjukkan betapa Rusia gagal memenuhi komitmen dasar yang diharapkan dari anggota komunitas internasional," ujar Raab.

Baca juga: Pengadilan Rusia Vonis Penjara Alexei Navalny Tiga Tahun

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan konferensi pers di akhir KTT para pemimpin Uni Eropa, di Brussel, Belgia, 11 Desember 2020. [Olivier Hoslet / Pool via REUTERS]

Kritik senada datang dari Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron menyebut vonis penjara yang diterima Navalny tidak bisa diterima. Ketidaksepahaman politik, kata ia, bukanlah alasan untuk kemudian memperkusi seseorang.

Berbeda dibanding yang lain, Lithuania dan Latvia langsung mengancam akan menjatuhkan sanksi. Jika Uni Eropa tak menjatuhkan sanksi sesegera mungkin, keduanya akan menjatuhkan sanksi ke Rusia lebih dulu.

"Uni Eropa harus segera menjatuhkan sanksi. Dewan Eropa harus bersikap karena putusan kepada Alexei Navalny adalah pelanggaran putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa," ujar Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics.

Sebagai catatan, Navalny divonis penjara karena dianggap telah melanggar penangguhan penahanan. Adapun kasus penangguhan penahanan yang menjerat Navalny berkaitan dengan kasus penipuan dan pencucian uang di tahun 2014.

Alexei Navalny menganggap kasus tersebut memiliki nuansa politis karena Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa telah menyatakan vonisnya tidak berkuatan hukum. Namun, hal itu tidak mengubah sikap Rusia untuk mempersekusinya. Atas putusan kemarin, Navalny mengajukan banding.

Baca juga: Alexei Navalny dan Greta Thunberg Masuk Nominasi Nobel Perdamaian

ISTMAN MP | AL JAZEERA | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny-lithuania/lithuania-and-latvia-urge-eu-to-sanction-russia-for-navalny-sentencing-idUSKBN2A22JK?il=0

https://www.aljazeera.com/news/2021/2/2/russian-court-jails-alexey-navalny-over-alleged-parole-violations

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

13 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

14 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya