PBB Khawatirkan Nasib Muslim Rohingya di Tengah Kudeta Myanmar

Selasa, 2 Februari 2021 17:30 WIB

Sosok Min Aung Hlaing kembali disorot bersamaan dengan dugaan penindasan yang dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya pada 2017. Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan geng dan pembakaran yang meluas dan dilakukan dengan niat genosida. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB akan membahas nasib Myanmar hari ini, Selasa, 2 Februari 2020. Dikutip dari kantor berita Reuters, Kudeta Myanmar tak hanya membuat PBB mengkhawatirkan jalannya pemerintahan di sana, tetapi juga keselamatan Mulsim Rohingya.

"Masih ada 600 ribu Rohingya di Rakhine State, termasuk 120 ribu yang berada di kamp. Mereka tidak bisa bergerak dengan leluasa dan memiliki akses yang terbatas ke pelayanan kesehatan dasar ataupun pendidikan," ujar juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar memanas sejak Senin kemarin. Militer Myanmar merebut pemerintahan yang ada. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara Myanmar dan berlanjut hingga pemecatan para menteri yang bertugas. Salah satu pejabat yang ditahan oleh Militer Myanmar adalah Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Adapun bibit kudeta Myanmar ini sudah terasa sejak tahun lalu ketika partai militer Myanmar, USDP (Union Solidarity and Development Party), kalah dari partai sipil pimpinan Aung San Suu Kyi, NLD (National League for Democracy). USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut yang kemudian berujung pada keputusan untuk melakukan kudeta.

Jenderal Min Aung Hlaing, figur di balik kudeta terkait, adalah salah satu otak pembantaian Muslim Rohingya di tahun 2017. Ia, bersama pengikutnya setianya, membuat Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh. Kurang lebih ada 730 ribu Muslim Rohingya yang kabur saat itu.

Dengan sekarang Myanmar dipimpin oleh Min Aung Hlaing, nasib Rohingnya yang bertahan di Rakhine State dianggap terancam. PBB mengatakan isu tersebut harus direspon sesegera mungkin. Mereka menyakini kudeta Myanmar akan membuat situasi di Rakhine State kian buruk.

Rapat DK PBB hari ini akan bersifat tertutup. Kelima belas anggotanya dipastikan hadir dan mereka akan membahas banyak hal mulai dari ancaman di Myanmar dan langkah yang perlu diambil.

"Kami ingin mempelajari ancaman-ancaman jangka panjang terjadi keamanan dan kedamaian, termasuk membahas kerjasama dengan negara-negara tetangga Myanmar," ujar Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward.

Misi Cina di PBB mengatakan pada Senin kemarin bahwa mereka berharap apapun keputusan DK PBB tidak memperumit situasi di Myanmar. Perlu diketahui, Cina dan Rusia memveto keputusan DK PBB terkait pembantaian di tahun 2017.

"Kami sudah berkoordinasi dengan segala sisi dan langkah komunitas internasional diharapkan bisa menjadi resolusi damai," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, soal kudeta Myanmar.

Baca juga: Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Ditangkap

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics-un/u-n-fears-for-myanmar-rohingya-after-coup-security-council-due-to-meet-tuesday-idUSKBN2A13BG?il=0

Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

10 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

18 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

18 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

19 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

4 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya