Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Sabtu, 30 Januari 2021 17:30 WIB

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Joe Biden pada Jumat, 29 Januari 2021 memperpanjang kelonggaran aturan deportasi yang bakal dikenakan pada ribuan imigran asal Suriah, yang tinggal di Amerika Serikat. Keputusan ini sejalan dengan platform Biden yang pro-imigran.

Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat sementara David Pekoske akan memperpanjang untuk sementara Temporary Protected Status (TPS) kepada 6.700 imigran Suriah sampai September 2022 dan mengizinkan sekitar 1.800 imigran lainnya untuk mengajukan aplikasi permohonan suaka ke Amerika Serikat.

Baca juga: Dalam 2 Pekan, Joe Biden Teken 42 Perintah Eksekutif

Sejumlah pengunjuk rasa di Amerika Serikat memprotes pemisahan anak imigran dari orang tuanya dan mendukung masuknya imigran, Sabtu, 30 Juni 2018. Reuters

Advertising
Advertising

TPS adalah program yang memberikan imigran kesempatan untuk tinggal dan bekerja secara legal di Amerika Serikat pada periode tertentu dan dapat diperbaharui. Keringanan itu diberikan pada imigran yang tidak bisa pulang ke negaranya dengan aman karena bencana alam atau konflik bersenjata.

Biden sebelumnya berjanji akan lebih membuka pintu pada pengungsi dan imigran. Sikap ini bertolak belakang dengan mantan Presiden Donald Trump, yang membatalkan banyak perlindungan kemanusiaan.

Dengan kebijakan Biden ini, maka warga Suriah yang berlindung ke Amerika Serikat bisa meminta perlindungan di bawah program TPS. Biden sebelumnya juga berjanji akan memasukkan ke program TPS imigran dari Venezuela dengan pertimbangan kondisi ekonomi di negara itu, meskipun Trump juga telah lebih dulu memberikan perlindungan bagi imigran asal Venezuela sebelum dia meninggalkan pemerintahan.

Selain imigran dari Suriah, Pemerintahan Biden juga mendiskusikan kemungkinan memasukkan Guatemala dan Honduras pada program TPS sehingga bisa memberikan perlindungan pada lebih dari satu juta orang.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-immigration-syria/biden-renews-deportation-relief-for-syrians-in-the-united-states-idUSKBN29Y28E

Berita terkait

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

17 menit lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

8 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

9 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

10 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

3 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Sebut MPR RI Tengah Siapkan Berbagai Legacy

3 hari lalu

Bamsoet Sebut MPR RI Tengah Siapkan Berbagai Legacy

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, MPR RI periode 2019-2024 sedang mempersiapkan berbagai legacy atau peninggalan.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

4 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

5 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya