Teruji Kurang Efektif, Penggunaan Vaksin COVID-19 Sinovac Berpotensi Diragukan

Kamis, 14 Januari 2021 14:00 WIB

Petugas menunjukkan vaksin Sinovac Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil uji klinis terbaru di Brasil yang menyatakan vaksin COVID-19 Sinovac kurang efektif diprediksi akan berdampak pada penggunaannya. Menurut pakar kesehatan Yanzhong Huang, dari Council on Foreign Relation, negara-negara yang awalnya akan menggunakan vaksin Sinovac kemungkinan akan berpikir ulang dan mulai menimbangkan vaksin-vaksin COVID-19 lainnya.

"Hasil ujinya mengecewakan dan saya terkejut dibuatnya," ujar Huang, dikutip dari CNN, Kamis, 14 Januari 2021.

Diberitakan sebelumnya, Brasil memperbarui hasil uji efikasi (efektivitas) vaksin CoronaVac yang dibuat oleh Sinovac. Dalam laporan terbaru, vaksin itu ternyata hanya 50,38 persen efektif atau lebih rendah dibanding standar yang ditetapkan Brasil. Padahal, ketika diuji pertama kali, efektivitas vaksin COVID-19 tersebut berada di angka 78 persen.

Diikutkannya kelompok pasien baru menjadi penyebab bedanya hasil uji efikasi vaksin COVID-19 Sinovac. Pada uji efikasi sebelumnya, penguji tidak mengikutkan kelompok pasien dengan gejala sangat ringan. Alhasil, ketika efektivitas 78 persen didapat, hal itu hanya mewakili kelompok dengan gejala ringan ke berat.

Hasil uji vaksin COVID-19 Sinovac itu membuat efektivitasnya lebih rendah dibanding vaksin-vaksin lainnya yang tengah dipakai. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer, misalnya, 95 persen efektif. Contoh lain, vaksin buatan AstraZeneca, 70 persen efektif.

Meski hasil uji efikasinya lebih rendah dibanding produk lain, Huang menyatakan hal itu bukan berarti vaksin COVID-19 Sinovac tak bisa dipakai. Ia menyebut vaksin Sinovac masih bisa digunakan untuk meredam tekanan dari pertumbuhan kasus baru COVID-19. Terutama, kata ia, untuk mereka yang memiliki gejala ringan ke berat.

"Vaksin itu masih berguna untuk meredam tekanan terhadap sistem kesehatan nasional sembari mencegah kematian," ujarnya.

"Namun, untuk negara-negara yang baru akan atau sudah memesan Sinovac, hasil uji terbaru bisa membuat warga ragu untuk menggunakannya. Mereka akan mempertanyakan efektivitas vaksin. Itu bisa menjadi halangan," ujar Huang menegaskan.

Salah satu negara yang sudah memasan vaksin Sinovac dalam jumlah besar adalah Brasil dengan 46 juta dosis. Turki juga melakukan hal sama dengan memesan 50 juta dosis. Sementara itu, di Asia, ada Indonesia yang memesan kurang lebih 40 juta dosis. Presiden Indonesia Joko Widodo bakan sudah disuntik vaksin COVID-19 kemarin.

Uniknya, dari negara-negara yang sudah memesan tersebut, vaksin uji vaksin mereka juga berbeda-beda. Turki melaporkan vaksin COVID-19 Sinovac 91,25 persen efektif. Di Indonesia, vaksin COVID-19 Sinovac disebut 65,3 persen efektif.

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2021/01/13/asia/sinovac-covid-vaccine-efficacy-intl-hnk/index.html

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

5 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

9 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

11 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

15 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya