Israel Bakal Gelar Pemilu Lagi, Ini Alasan Kenapa Kabinet Netanyahu Tidak Stabil
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 24 Desember 2020 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Israel akan menggelar pemilu lagi pada 23 Maret setelah kabinet persatuan Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz runtuh setelah tujuh bulan dibentuk.
Times of Israel melaporkan, Knesset ke-23 secara resmi bubar pada Selasa tengah malam, ketika batas waktu untuk menyetujui anggaran 2020 berakhir.
Dengan berakhirnya tenggat waktu pengesahan anggaran, warga Israel akan kembali mencoblos untuk keempat kalinya dalam waktu kurang dari dua tahun. Pemilu otomatis dilakukan selama 90 hari dari sekarang, yaitu 23 Maret 2021, meski tanggal bisa berubah melalui pemungutan suara di parlemen.
Kegagalan untuk mengeluarkan anggaran terjadi hanya tujuh bulan setelah pelantikan "pemerintah persatuan" antara Partai Likud Netanyahu, dan Partai Biru dan Putih Benny Gantz. Kedua partai, yang telah bertarung sengit dalam tiga pemilihan yang tidak pasti, sepakat untuk membentuk pemerintahan pembagian kekuasaan dengan jabatan perdana bergilir antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemimpin Biru dan Putih Benny Gantz pada bulan Mei.
Berikut ini sejumlah alasan kenapa Israel selalu gagal membentuk pemerintahan yang mapan, seperti dikutip dari Reuters, 24 Desember 2020.
ANGGARAN
Penyebab langsungnya adalah argumen mengenai anggaran. Kegagalan untuk meloloskan paket fiskal pada Selasa tengah malam secara otomatis memaksa pemilihan umum, yang akan diadakan pada 23 Maret.
Anggaran adalah kunci untuk melaksanakan kesepakatan di mana Netanyahu, 71 tahun, akan menyerahkan kekuasaan pada November kepada saingan utamanya, mantan jenderal sentris Benny Gantz, berganti tempat sebagai "perdana menteri pengganti."
KOALISI LEMAH
Benny Gantz beralih dari pemimpin oposisi menjadi mitra koalisi Netanyahu setelah setuju untuk membentuk pemerintah persatuan Mei lalu. Dia berpendapat kesepakatan pembagian kekuasaan adalah untuk kepentingan nasional setelah tiga pemilihan umum yang tidak meyakinkan telah membuat negara itu lumpuh.
Tetapi pengikut Gantz sangat marah, partainya terpecah dan Netanyahu yakin Partai Likudnya akan mendapat keuntungan, dengan merebut kursi.
Sebaliknya, partai Netanyahu sendiri mengalami pembelotan awal bulan ini. Gideon Saar, 52 tahun, adalah orang yang memiliki pandangan sayap kanan yang sama seperti Netanyahu tetapi mengatakan Likud telah menjadi "kultus kepribadian."
Sebuah jajak pendapat di TV publik Kan Israel pada hari Selasa menunjukkan Saar menyamai popularitas Netanyahu.
"CRIME MINISTER"
Benjamin Netanyahu telah menjadi perdana menteri terlama Israel atau lima kali menjabat kuris perdana menteri.
Politikus sayap kanan veteran itu, yang disapa Bibi, adalah tokoh politik dominan di generasinya.
Namun pada Mei, Netanyahu menjadi perdana menteri Israel pertama yang diadili, muncul di pengadilan atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Dokumen dakwaan menuduh dia menerima hadiah dari teman-teman kayanya dan meminta bantuan taipan media dengan imbalan laporan media untuk pencitraan politiknya.
Netanyahu menyangkal semua kesalahan dan pendukung Partai Likudnya tetap setia, menyebutnya sebagai korban "perburuan penyihir" yang direkayasa.
Tapi Bibi menghadapi serangkaian protes di mana ribuan pengunjuk rasa menolak untuk membiarkan kasusnya redup. Mereka menggelar demonstrasi di luar kediamannya di Yerusalem dengan spanduk bertuliskan "Crime Minister".
Kritikus percaya Netanyahu hanya menyetujui kesepakatan dengan Gantz karena dia berharap perdana menteri "alternatif" akan menghentikannya untuk mengundurkan diri di bawah aturan yang memungkinkan perdana menteri untuk tetap menjabat, bahkan jika dituduh melakukan kejahatan.
COVID-19
Meskipun Netanyahu mendapat pujian atas penanganan awal pandemi virus corona pada musim semi dan telah mengamankan vaksin untuk Israel, kemarahan publik berkobar di tengah serangkaian lockdown nasional dan kesulitan ekonomi bagi pemilik bisnis.
Kritikus menuduh Netanyahu lebih mementingkan masalah yang tidak terlalu mendesak, seperti manuver hukum, dan bagaimana menyenangkan basis sayap kanannya dengan menjanjikan untuk mencaplok Tepi Barat milik Palestina yang diduduki Israel.
Sumber:
https://www.timesofisrael.com/israel-calls-4th-election-in-2-years-as-netanyahu-gantz-coalition-collapses/
https://uk.reuters.com/article/uk-israel-election-explainer/explainer-why-cant-israel-keep-a-government-together-idUKKBN28X11Y