Akibat COVID-19, Warga Prancis Tak Boleh Pesta di Jalan Saat Malam Tahun Baru

Jumat, 11 Desember 2020 12:26 WIB

Para penumpang yang mengenakan masker terlihat di Bandara Orly Paris, tak jauh dari Paris, Prancis, pada 26 Juni 2020. Bandara ini dibuka setelah hampir tiga bulan ditutup karena krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19. (Xinhua/Aurelien Morissard)

TEMPO.CO, Jakarta - Sempat mengkaji kemungkinan memperpanjang lockdown, Prancis memutuskan untuk tetap melonggarkannya pada Selasa pekan depan. Namun, sebagai gantinya, Prancis akan menerapkan aturan-aturan baru yang salah satunya jam malam. Hal tersebut untuk memastikan pertumbuhan kasus COVID-19 tidak semakin parah.

Pada aturan jam malam, warga sudah harus kembali ke hunian masing-masing sebelum jam 8 petang dan baru boleh keluar lagi pukul 6 paginya. Aturan itu akan terus berlaku hingga tahun depan yang berarti warga tidak akan bisa merayakan malam Natal ataupun Tahun Baru di jalanan seperti biasanya.

"Warga diperbolehkan berpergian untuk merayakan Natal bersama selama mematuhi jam malam," ujar Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 11 Desember 2020.

Selain aturan jam malam, aturan pembatasan sosial lainnya yang diberlakukan Prancis adalah perpanjangan penutupan tempat hiburan. Castex berkata, museum, teater, bioskop, dan stadion tidak akan dibuka per pekan depan seperti rencana semula. Ketiganya akan tetap tutup hingga pekan pertama Januari tahun depan.

Hal tersebut tak ayal menjadi pukulan berat untuk keempat bisnis terkait. Pelonggaran lockdown, awalnya, diharapkan mereka sebagai upaya untuk meraih pendapatan yang selama ini seret.

Castex menjelaskan bahwa situasi di Prancis sesungguhnya sudah mulai membaik. Pertumbuhan kasus baru telah menurun dari 50 ribu per hari menjadi 10 ribu per hari. Namun, angka tersebut masih jauh dari target, 5 ribu per hari, sehingga sejumlah pembatasan ketat tetap harus dilakukan.

Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran menyatakan hal senada. Ia berkata, situasi di Prancis masih jauh dari ideal walaupun sudah membaik. Sekalinya lengah, angka bisa dengan cepat menanjak lagi.

"Prancis akan tetap jauh dari target 5000 kasus per hari pada Selasa pekan depan, ketika lockdown dilonggarkanya. Kita belum keluar dari gelombang COVID-19 kedua," katanya. Per berita ini ditulis, Prancis mencatatkan 2,3 juta kasus dan 56 ribu kematian akibat COVID-19.

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.worldometers.info/coronavirus/



Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

22 menit lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

55 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

12 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

21 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya