Emmanuel Macron Ungkap Rencana Pelonggaran Lockdown dan Vaksinasi COVID-19
Reporter
Non Koresponden
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Rabu, 25 November 2020 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis akan mulai melonggarkan lockdown COVID-19 pada akhir pekan ini menurut Presiden Emmanuel Macron. Tujuannya, agar warga Prancis mulai bisa berkunjung ke teater, pusat perbelanjaan, ataupun bisokosp pada saat perayaan Natal nanti. Adapun pelonggaran tersebut akan berlangsung secara bertahap untuk memastikan gelombang ketiga COVID-19 tidak terjadi.
"Kita harus lakukan apapun yang kita bisa untuk menghindari gelombang ketiga dan lokdown baru," ujar Emmanuel Macron, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 25 November 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lockdown COVID-19 di Prancis sudah berlangsung sejak 30 Oktober lalu. Pemicunya adalah kegagalan kebijakan jam malam di sana untuk menekan jumlah kasus COVID-19. Lockdown itu sendiri merupakan lockdown kedua yang diterapkan Prancis. Lockdown pertama diberlakukan pada 17 Maret lalu hingga 11 Mei.
Emmanuel Macron menjelaskan, dirinya mulai berani melonggarkan lockdown karena tren pertumbuhan kasus baru COVID-19 mulai menurun. Di sisi lain, ada desakan dari para pelaku bisnis bahwa mereka akan mengalami krisis jika lockdown tetap diberlakukan pada periode perayaan Natal nanti.
Untuk tahap pertama pelonggaran lockdown COVID-19, toko-toko akan diperbolehkan untuk buka. Warga boleh berkeliaran, namun dibatasi hanya 3 jam dan dengan radius 20 kilometer dari rumah. Sebagai perbandingan, saat ini warga hanya boleh keluar dari rumah 1 jam untuk keperluan darurat dengan radius 1 kilometer dari rumah.
Pertengahan Desember, lockdown akan dilonggarkan ke tahap kedua selama jumlah kasus berhasil menurun ke 5000 orang per hari. Jika tidak, maka akan bertahan di tahap pertama atau dilakukan penyesuaian. Sebagai perbandingan, jumlah kasus per hari saat ini berada di kisaran 9000 orang.
Emmanuel Macron menegaskan bahwa perkumpulan publik dalam jumlah besar belum akan diperbolehkan. Oleh karenanya, kemungkinan tidak akan ada perayaan Natal secara meriah. Ia pun melarang tempat liburan seperti resort ski buka hingga paling tidak bulan Januari.
"Saya bisa katakan bahwa liburan Natal tahun ini tidak akan seperti biasanya," ujar Emmanuel Macron. Macron berharap warga bisa lebih patuh pada pelonggaran lockdown COVID-19 kali ini. Ketika lockdown pertama dibuka dulu, warga merayakannya dengan terlalu bebas sehingga malah memicu gelombang kedua.
Macron menambahkan, kebijakan-kebijakan pemantauan, tes, dan vaksinasi juga sedang disiapkan. Terkait vaksin, ia menargetkan sudah bisa dimulai di akhir Desember, menyusul keberhasilan uji coba sejumlah vaksin COVID-19. Seperti diberitakan sebelumnya, Pfizer berhasil membuktikan vaksin COVID-19 mereka 95 persen efektif.
"Sangat mungkin, menimbang pengesahan dari badan regulator, vaksinasi terhadap kelompok masyarakat paling terdampak akan berlangsung akhir Desember atau awal Januari," ujar Emmanuel Macron. Macron ingin mengutamakan vaksinasi terhadap kelompok lansia dahulu.
Uniknya, Emmanuel Macron tidak menjadikan vaksinasi sebagai hal wajib. Padahal, di Prancis, tingkat ketertarikan orang untuk melakukan vaksinasi tergolong rendah. Menurut survei World Economic Forum, hanya 59 persen warga Prancis yang mau divaksin. Sebagai perbandingan, angka di Amerika dan Inggris adalah 67 persen dan 85 persen.
Per berita ini ditulis, Prancis berada di urutan empat negara paling terdampak COVID-19. Mereka mencatatka 2,1 juta kasus dan 50 ribu kematian akibat virus yang juga dikenal dengan nama Corona itu.
ISTMAN MP | REUTERS
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-france-macron-easi/frances-macron-announces-three-step-reopening-amid-glimmer-of-hope-idUSKBN2842ZU?il=0
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-france-macron-vacc/frances-macron-eyes-covid-19-vaccination-starting-by-year-end-idUSKBN28434B?il=0