Vladimir Putin Ungkap Alasan Kenapa Dirinya Belum Beri Selamat Joe Biden

Senin, 23 November 2020 06:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato melalui video rekaman di depan Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Moskow, Rusia 22 September 2020. Dalam pidatonya, Putin menawarkan vaksin Covid-19 Sputnik-V bagi semua staff PBB. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia tidak memiliki motif tersembunyi ketika dia menahan ucapan selamat atas terpilihnya Joe Biden dalam pemilu AS.

"Formalitas harus diikuti berdasarkan praktik yang mapan dan standar hukum. Tidak ada motif tersembunyi atau apa pun yang dapat merusak hubungan kami lebih jauh. Ini adalah pendekatan yang murni formal," kata Putin kepada televisi Rossiya 1, dikutip dari kantor berita TASS dan Sputnik, 22 November 2020.

Vladimir Putin mengatakan dia mengambil pendekatan menunggu karena melihat masih ada sengketa di pemilu AS.

"Ini bukan karena kami menyukai atau tidak menyukai seseorang, kami hanya menunggu akhir dari konfrontasi politik internal ini," kata Putin, seraya menambahkan bahwa dia memiliki rasa hormat yang sama untuk Trump dan Biden. "Kami akan bekerja dengan siapa pun, yang memegang kepercayaan rakyat AS. Tetapi kepada siapa kepercayaan ini diberikan, itu harus ditunjukkan melalui konvensi politik ketika salah satu pihak mengakui kemenangan pihak lain, atau hasil akhir dari pemilu harus dipastikan dengan cara yang sah dan legal."

Pemimpin Rusia itu mencatat bahwa penundaan formal dengan ucapan selamat tidak akan memperburuk hubungan antara Moskow dan Washington, yang menurutnya memang sudah rusak.

Advertising
Advertising

"Anda tidak bisa merusak hubungan yang rusak, itu sudah rusak," kata Putin mengomentari apakah penundaan dengan memberi selamat kepada pemenang pemilu AS dapat merusak hubungan dengan Washington.

Putin juga mengatakan bahwa semua orang memahami bahwa sistem pemilu AS memiliki kekurangan.

"Ini cukup jelas, jelas bagi semua orang di dunia, bagi saya tampaknya jelas bagi orang Amerika, ada masalah dalam sistem pemilihan AS...Seorang kandidat, yang menang di negara bagian ini atau itu, dia diuntungkan semua suara pemilih. Misalnya, ada 20. Mendapat 11, tapi mengambil semua 20. Tapi mungkin ada lebih sedikit pemilih di belakang pemilih ini...Apakah itu demokratis? Menurut saya, masalahnya jelas," papar Putin.

Bagaimanapun, Putin menjelaskan dia tidak bermaksud untuk menstigmatisasi sistem politik atau sistem pemilihan Amerika.

"Itu dilakukan sejak lama. Seperti yang dikatakan salah satu rekan saya di Amerika: 'Kami sudah terbiasa.' Praktiknya sudah dibentuk. Apakah perlu atau tidak mengubah apa pun di sana, itu bukan urusan kami," kata Putin.

Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov telah berulang kali menekankan bahwa Moskow siap bekerja dengan presiden mana pun yang dipilih oleh pemilih Amerika untuk menemukan cara untuk menormalkan hubungan Rusia-Amerika.

Jaringan media utama AS telah memproyeksikan calon dari Partai Demokrat Joe Biden menjadi pemenang pemilihan presiden 3 November, yang mendorong sejumlah besar pemimpin dunia dan politisi untuk memberi selamat kepada Biden dan cawapresnya, Kamala Harris.

Vladimir Putin adalah salah satu dari enam pemimpin dunia yang belum mengucap selamat ke Joe Biden sepekan setelah hasilnya jelas. Pemerintah Cina dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada akhirnya menyampaikan ucapan selamat ke Biden, sementara Jair Bolsonaro dari Brasil, Andres Manuel Lopez Obrador dari Meksiko, dan Kim Jong Un dari Korea Utara belum mengucapkan ucapan resmi ke Joe Biden.

Berbeda dengan Joe Biden, pemerintah Rusia langsung memberi selamat kepada Donald Trump pada pilpres AS 2016, hanya beberapa jam setelah dia memenangkan 270 suara elektorat, menurut laporan CNN.

Joe Biden, yang saat itu menjadi wakil presiden Barack Obama, bertemu dengan Putin. Biden menegur Putin karena membungkam oposisi dan menganiaya taipan minyak Mikhail Khodorkovsky.

Kemudian dialog mereka berubah menjadi mengerikan dan canggung.

"Saya menatap mata Anda, dan saya tidak berpikir Anda memiliki jiwa," kenang Biden kepada Putin selama pertemuan 2011 di Kremlin, menurut laporan majalah New Yorker pada 2014.

"Dan dia kembali menatap saya, dan dia tersenyum, dan dia berkata, 'Kita saling memahami'," cerita Joe Biden tentang pertemuannya dengan Vladimir Putin.


Sumber:

https://sputniknews.com/world/202011221081242069-putin-reveals-why-he-hasnt-yet-congratulated-biden/

https://tass.com/politics/1226489

https://www.newyorker.com/magazine/2014/07/28/biden-agenda

Berita terkait

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

2 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

3 hari lalu

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

3 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

3 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

3 hari lalu

Menhan AS Sampaikan Ucapan Selamat dari Joe Biden ke Prabowo

Presiden terpilih Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam membina kemitraan yang erat dengan AS.

Baca Selengkapnya