Pecat Kepala Keamanan Siber, Mantan Bos CIA Sebut Donald Trump Gegabah

Rabu, 18 November 2020 11:35 WIB

Bekas Direktur CIA John Brennan. Shawn Thew/EPA

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur CIA, John Brennan, menyebut inkumben Presiden Amerika Donald Trump melakukan langkah gegabah dengan memecat Kepala Keamanan Siber AS Chris Krebs. Menurutnya, keputusan itu malah akan membahayakan keamanan nasional Amerika mengingat Chris Krebs adalah figur integral dalam menjaga ekosistem siber AS dari serbuan asing.

"Hal itu menunjukkan bahwa dia impulsif, gegabah, dan sayangnya dia masih memegang kuasa sebagai Presiden Amerika. Dia bisa melakukan hal yang sama 60 hari ke depan dan itu mengancam keamanan nasional," ujar Brennan, dikutip dari CNN, Rabu, 18 November 2020.

Diberitakan sebelumnya, Krebs dipecat Donald Trump via Twitter. Gara-garanya, Chris Krebs menyatakan bahwa Pemilu AS pada 3 November lalu berlangsung aman dan tidak ada kecurangan seperti yang diklaim Trump. Menurut Donald Trump, pernyataan Krebs tidak akurat sehingga ia tidak pantas berada di administrasinya lagi.



Krebs sendiri sadar bahwa pernyataannya beresiko. Dalam laporan Reuters pekan lalu, ia yang mengepalai Divisi Siber dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security) tersebut mengakui bahwa ia berpotensi dipecat jika membantah klaim Donald Trump.

Brennan melanjutkan bahwa Krebs sangat dihormati di lembaga ia bekerja. Di sisi lain, ia juga sudah bekerja sangat baik mengamankan Pemilu AS 2020. Oleh karenanya, ia tak kaget ketika Donald Trump kemudian memutuskan untuk memecatnya hanya gara-gara berbeda pandangan soal Pemilu AS.

"Donald Trump tidak tahu apa-apa soal keamanan siber dan teknologi, makanya dia bisa terus mengutuk siapapun yang tidak setuju dengannya. Chris menjadi targetnya," ujar Brennan.

Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS Chris Krebs berbicara kepada wartawan di Pusat Operasi Pemilu DHS dan Pusat Integrasi Komunikasi dan Keamanan Siber Nasional (NCCIC) di Arlington, Virginia, AS 6 November 2018. REUTERS / Jonathan Ernst / File Photo

Brennan berharap Republikan tidak diam saja melihat aksi terbaru dari Donald Trump tersebut. Menurutnya, dengan Republikan diam saja, hal itu memberi ruang kepada Donald Trump untuk berbuat seenaknya tanpa menyadari resikonya. Semakin Donald Trump dibiarkan, kata Brennan, maka ia akan semakin tidak terkontrol.

"Republikan seharusnya menyuarakan protes mereka, mengkritik sikap otoriter Trump... Betapa toxic-nya emerintahan Amerika di bawah Trump yang mengacuhkan hukum," ujarnya menegaskan.



Di akun twitternya, Chris Krebs menanggapi pemecatan oleh Donald Trump secara diplomatis. Ia berkata, "Merasa terhormat untuk mengabdi. Kami melakukannya dengan benar. Pertahankan Hari Ini, Amankan Besok".

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/videos/politics/2020/11/18/john-brennan-trump-firing-dhs-chris-krebs-election-vpx.cnn

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

12 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

16 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

3 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

7 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

8 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

8 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

10 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya