Dalam Waktu Sepekan, Peru Punya Tiga Presiden

Selasa, 17 November 2020 14:06 WIB

Francisco Sagasti dari Partai Centrist Morado berpidato kepada anggota Kongres setelah ia terpilih sebagai presiden sementara Peru, di Lima, 16 November 2020. Foto: Handout Kongres via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi politik yang tidak menentu di Peru membuat mereka punya tiga presiden dalam sepekan. Presiden pertama, Martin Vizcarra, lengser pekan lalu ketika Kongres Peru memutuskan untuk memakzulkannya. Ia kemudian digantikan oleh Manuel Merino yang hanya bekerja lima hari sebelum mundur dan digantikan Francisco Sagasti.

Tugas Sagasti sebagai PLT Presiden hingga pemilu April nanti tidak gampang. Ia dibebani tanggung jawab meredakan krisis Peru akibat pemakzulan Vizcarra. Sagasti pun secara sadar mengatakan bahwa dipilihnya ia sebagai Presiden Peru tidak terasa seperti kemenangan karena terjadi ketika situasi di Peru tidak kondusif, bahkan memakan korban jiwa.

"Ini bukan hari yang pas untuk selebrasi. Kita tidak bisa mengembalikan mereka yang mati dalam unjuk rasa. Tapi, kita bisa bertindak dari Kongres, dari Eksekutif, agar hal itu tidak terjadi lagi," ujar Sagasti dalam pidato pelantikannya, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 16 November 2020.

Sebagai gambaran, pergantian presiden hingga dua kali dalam sepekan adalah imbas dari kebijakan Vizcarra. Vizcarra, yang populer di kalangan warga Peru, memajukan kebijakan anti-korupsi yang pada intinya mengincar figur-figur pemerintahan yang selama ini mendapat imunitas.

Anggota parlemen adalah satu dari sekian banyak hal yang imunitasnya ingin dihapus oleh Vizcarra. Namun, karena Vizcarra melakukannya secara frontal, kebijakan yang ia ambil membuat gerah anggora parlemen. Mereka akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan Vizcarra lewat voting mosi tidak percaya.

Pengganti Vizcarra, Manuel Merino, ketiban sial. Pemakzulan Vizcarra memicu kerusuhan di Peru. Ia mencoba mengendalikan situasi dan malah memakan korban jiwa dua orang. Merasa gagal, Merino mengundurkan diri yang kemudian memberi jalan pada Francisco Sagasti dari Partai Morado.

Dibanding Merino, Sagasti lebih diterima oleh warga Peru. Pelantikan mantan pejabat Bank Dunia itu disambut meriah oleh warga di Lima, ibu kota Peru. Warga berharap ia bisa membuat perubahan.

Sebagai PLT Presiden dengan perolehan suara 97 melawan 26, tugas Sagasti tidak hanya meredam situasi di Peru. Ia juga bertanggung jawab menyusun strategi untuk menangani dampak COVID-19 ke perekonomian Peru. Selain itu, ia juga harus mempersiapkan pelaksanaan pemilihan umum.

Shamaila Khan, Direktur Pasar Hutang Negara Berkembang di Alliance Bernstein, menyebut perlu langkah ekstrim dari Sagasti untuk memperbaiki perekonomian Peru dengan cepat. Sebab, di tengah krisis, surat obligasi negara dan nilai tukar Peru anjlok.

"Ketidakstabilan politik sudah menjadi keseharian di Peru beberapa waktu terakhir," ujarnya.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-peru-politics/crisis-hit-peru-names-centrist-lawmaker-as-third-president-in-a-week-idUSKBN27W1KU



Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya