Pendukung Donald Trump Unjuk Rasa, Bentrok dengan Pendukung Joe Biden

Minggu, 15 November 2020 17:00 WIB

Pendukung Presien Donald Trump berpapasan dengan kelompok kontra di Washington, AS, 14 November 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu pendukung Donald Trump berunjuk rasa di Washington DC sejak Sabtu ketika Trump menolak mengakui kekalahan dari Joe Biden.

Demonstrasi Million MAGA March, yang mengacu pada slogan kampanye Trump "Make America Great Again", menarik kerumunan pendukung yang melambai-lambaikan bendera AS ke pusat kota Washington pada hari Sabtu.

“Ratusan ribu orang menunjukkan dukungan mereka di DC. Mereka tidak akan mendukung Pemilu yang Dicurangi dan Korup!” kicau Donald Trump di Twitter, dikutip dari Reuters, 15 November 2020.

Iring-iringan mobil Trump melewati kerumunan dalam perjalanan ke lapangan golfnya di Virginia, yang disambut sorak-sorai dari para demonstran saat presiden melambai dari kursi belakang.

Seorang pria dibanting oleh polisi Metropolitan Washington ketika pendukung Donald Trump dan kelompok Antifa sayap kiri bentrok di depan gedung hotel Capital Hilton di Washington, AS, 14 November 2020.[REUTERS]

Advertising
Advertising

Dilaporkan CNN, setidaknya ada tiga agenda unjuk rasa pro Trump yang beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir: Stop the Steal, March for Trump, dan Million MAGA March. Kerumunan mulai berdatangan ke Freedom Plaza, di timur Gedung Putih, beberapa jam sebelum acara tengah hari.

Unjuk rasa sebagian besar berlangsung damai, meskipun banyak bentrokan terjadi antara pendukung Trump dan kontra-pengunjuk rasa yang berlanjut setelah hari gelap. Satu orang ditikam dan dibawa ke unit gawat darurat, kata departemen pemadam kebakaran dan layanan medis darurat kota.

The Washington Post melaporkan penikaman itu terjadi di tengah perkelahian yang terjadi setelah jam 8 malam.

Puluhan Proud Boys, sebuah kelompok sayap kanan pro Trump, turun ke jalan, beberapa mengenakan helm dan rompi balistik, sementara anggota gerakan sayap kiri yang dikenal sebagai antifa melakukan demonstrasi tandingan.

Kepolisian kota menangkap sedikitnya 10 orang, termasuk beberapa yang dituduh melakukan penyerangan.

Bentrokan itu terjadi setelah seharian demonstrasi yang sebagian besar damai oleh ribuan pendukung Presiden Donald Trump dari semua garis, termasuk kelompok sayap kanan dan sayap kanan, untuk memprotes hasil pemilihan.

Kelompok-kelompok kecil demonstran tandingan berkumpul di pusat kota dan dekat Mahkamah Agung untuk mendukung kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Joe Biden, mantan wakil presiden dari Partai Demokrat era Barack Obama, telah menghabiskan waktu berhari-hari dengan para penasihat saat dia menimbang siapa yang akan diangkat ke kabinetnya, dan menerima ucapan selamat dari para pemimpin dunia dan memetakan kebijakan yang akan dia kejar setelah dilantik pada 20 Januari. Dia diharapkan untuk melanjutkan pertemuan dengan penasihat secara pribadi pada hari Minggu waktu Amerika.

Sementara itu, Trump dari Partai Republik menolak untuk menyerah dan menuduh ada penipuan dalam pemilu.

Tim kampanyenya telah mengajukan tuntutan hukum yang berusaha membatalkan hasil pemilu di beberapa negara bagian, meskipun tidak berhasil, dan para ahli hukum mengatakan litigasi itu hanya memiliki sedikit peluang untuk mengubah hasil pemilu 3 November. Pejabat pemilu dari kedua partai mengatakan tidak ada bukti penyimpangan besar.

Joe Biden telah memenangkan 306 suara dalam sistem Electoral College negara bagian yang menentukan pemenang presiden, menurut Edison Research, jauh lebih banyak daripada 270 suara yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas suara.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-usa-election/trump-still-refusing-to-concede-to-biden-inflaming-supporters-and-delaying-transition-idUSKBN27V04W?il=0

https://edition.cnn.com/2020/11/14/us/trump-washington-voters-rally-far-right/index.html

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

3 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

8 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

8 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

10 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

11 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya