Hong Kong Diskualifikasi Anggota Parlemen Pro Demokrasi, Uni Eropa Protes

Kamis, 12 November 2020 19:27 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa mendesak Cina untuk membatalkan aturan yang memperbolehkan Hong Kong mendiskualifikasi anggota parlemen pro-demokrasi. Menurut Uni Eropa, berlakunya aturan tersebut adalah pukulan telak terhadap demokrasi, kebebasan berpendapat, pluralisme, dan otonomi Hong Kong.

'Keputusan sepihak terbaru dari Beijing (Cina) telah merendahkan otonomi Hong Kong yang menganut prinsip Satu Negara Dua Sistem," ujar pernyataan pers Uni Eropa sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 12 November 2020.

Diberitakan sebelumnya, empat anggota parlemen pro demokrasi di Hong Kong baru saja didiskualifikasi oleh pemerintahan setempat. Alasan di balik diskualifikasi tersebut, karena keempatnya berseberangan dengan Pemerintah Hong Kong. Mereka adalah Alvin Yeung, Dennis Kwok, Kwok Ka-ki dan Kenneth Leung.

Diskualifikasi itu sendiri mengacu pada regulasi baru yang belum lama ini disahkan Pemerintah Hong Kong dan Cina. Dalam regulasi baru itu, pemerintah memiliki kuasa untuk menindak anggota parlemen yang berseberangan tanpa melalui sidang. Salah satu isinya, apabila seorang anggota parlemen mendukung Hong Kong merdeka, maka tidak qualified karena mengancam keamanan.

Selain dilarang mendukung gerakan Hong Kong Merdeka, anggota parlemen juga dilarang bekerjasama dengan pihak asing. Jika membandel, maka akan dianggap pengkhianat dan didepak dari parlemen juga.

Aksi diskualifikasi itu tak ayal mendapat respon keras dari oposisi lainnya di parlemen. Sebagai bentuk solidaritas, mereka memutuskan untuk mundur sebagai anggota legislatif dan melanjutkan perjuangan mereka di tempat lain. Walau begitu, mereka mengakui bahwa perjuangan demokrasi di Hong Kong kian berat dengan adanya regulasi baru itu dan UU Keamanan Nasional Hong Kong yang menyasar aktivis pro demokrasi.

Uni Eropa tidak menyatakan apakah mereka akan mendukung para penentang pemerintah lewat sanksi. Mereka hanya menyatakan bahwa Hong Kong harus membatalkan regulasi baru itu dan mengangkat kembali mereka yang dipecat serta mundur.


Inggris Ikut Memprotes

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.[Sky News]


Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyebut apa yang dilakukan Hong Kong serta CIna adalah pelanggaran kesepakatan bilateral. Kesepakatan bilateral yang dimaksud Raab. adalah Deklarasi Bersama Sino-Inggris di tahun 1984.

Dalam deklarasi itu, Hong Kong mendapat jaminan otonomi dengan prinsip Satu Negara Dua Sistem. Kondisi sekarang adalah sebaliknya di mana Cina kian kuat dan memberangus siapapun yang menentang mereka. Menurut Raab, setidaknya sudah tiga kali Cina dan Hong Kong melanggar kesepakatan itu.

"Inggris akan mendukung warga Hong Kong karena hak dan kebebasan mereka telah direngut. Bersama rekan internasional kami, kami akan mendesak pertanggungjawaban dari Cina berdasarkan hukum internasional," ujar Raab.

Kepala Pemerintahan Hong Kong, Carrie Lam, belum memberkan tanggapan ketika hal ini ditulis. Sebelumnya, ia bersikeras dengan keputusan administrasinya mendiskualifikasi empat anggota parlemen pro demokrasi.

"Kami tidak bisa membiarkan anggota Parlemen, yang secara hukum dinyatakan tidak mampu menjalankan tugasnya, untuk tetap bertahan di Parlemen Hong Kong," ujar Carrie Lam.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-hongkong-security-eu/china-deals-severe-blow-to-hong-kong-freedoms-eu-says-idUSKBN27S1HE?il=0

https://www.reuters.com/article/us-hongkong-security-britain/uk-says-china-has-breached-treaty-by-quashing-opposition-in-hong-kong-idUSKBN27S1E6?il=0




Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

27 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

20 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

21 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya