Seluruh Anggota Parlemen Hong Kong Pro Demokrasi Kompak Mundur

Kamis, 12 November 2020 07:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh anggota pro demokrasi di Parlemen Hong Kong kompak memutuskan mundur. Hal tersebut menyusul didiskualifikasinya beberapa kolega mereka oleh Pemerintah Hong Kong karena dianggap mengancam keamanan nasional.

"Langkah Pemerintah Hong Kong secara praktis menjadi pukulan telak untuk perjuangan demokrasi," ujar salah satu anggota parlemen yang mundur, Claudia Mo, dikutip dari CNN, Rabu, 11 November 2020.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Hong Kong dan Cina baru saja mengesahkan regulasi baru yang pada intinya memberi kuasa pada mereka untuk menindak anggota parlemen yang berseberangan dengan pemerintah. Salah satu isinya, apabila seorang anggota parlemen mendukung gerakan Hong Kong merdeka, maka tidak qualified karena berpotensi mengancam keamanan.

Selain dilarang mendukung gerakan Hong Kong Merdeka, anggota parlemen juga dilarang bekerjasama dengan pihak asing. Jika membandel, maka akan dianggap pengkhianat dan didepak dari parlemen juga. Adapun proses itu bisa dilakukan tanpa keterlibatan pengadilan sedikitpun.

Ketika regulasi itu disahkan, empat anggota parlemen yang pro-demokrasi langsung menjadi korban. Mereka adalah Alvin Yeung, Dennis Kwok, Kwok Ka-ki dan Kenneth Leung. Sebelumnya, mereka sudah pernah dilarang untuk ikut dalam pemilu legislatif tahun ini karena orientasi politik mereka.

Pengunjuk rasa anti UU Keamanan Nasional Hong Kong berdemo pada hari peringatan penyerahan Hong Kong dari Inggris ke Cina, 1 Juli 2020. Ketika ribuan demonstran berkumpul di pusat kota untuk berdemonstrasi tahunan yang menandai hari peringatan penyerahan bekas jajahan Inggris ke Cina di 1997, polisi anti huru hara menggunakan semprotan merica untuk melakukan penangkapan, sementara toko-toko dan satu stasiun metro tutup. [REUTERS / Tyrone Siu]


Dengan berlakunya regulasi tersebut, maka otomatis Hong Kong kehilangan lagi satu kanal untuk memperjuangkan demokrasi. Sebelumnya, aktivis dan warga pro demokrasi sudah kena pukulan telak ketika UU Keamanan Nasional Hong Kong disahkan Parlemen Cina. Regulasi itu memiliki pasal karet soal hal-hal yang dianggap ancaman nasional sehingga siapapun yang bertentangan dengan pemerintah bisa dijerat.

Ketika para anggota parlemen yang mundur memberikan keterangan pers, mereka pun bernada pesimistis. Mereka berkata, prinsip Satu Negara Dua Sistem telah tamat di Hong Kong dengan diberangusnya anggota parlemen yang pro demokrasi.

"Sungguh menggelikan bagaimana pemerintah negara ini benar-benar sudah menyerah soal Basic Law dan prinsip Satu Negara Dua Sistem," ujar Dennis Kwok, salah satu anggota parlemen pro demokrais.

Emily Lau, mantan Ketua Partai Demokrat, beranggapan bahwa regulasi yang dikeluarkan Cina adalah bukti mereka frustasi dengan situasi di Hong Kong. Sebab, walau UU Keamanan Nasional sudah diberlakukan, ternyata pergerakan Hong Kong Merdeka masih kuat.

"Regulasi baru ini benar-benar merusak. Kita ada Basic Law yang bisa dipakai untuk mendepak anggota parlemen jika beralasan. Sekarang, mereka memutuskan untuk mengabaikan itu semua. Sungguh sinyal buruk untuk Hong Kong," ujar Lau.

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2020/11/11/asia/hong-kong-lawmakers-unseated-china-intl-hnk/index.html

Berita terkait

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

26 menit lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

5 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

6 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya