Austria Ingin Terpidana Terorisme Bisa Ditahan Tanpa Batas Waktu

Kamis, 12 November 2020 06:00 WIB

Seorang wanita berkabung untuk mengenang para korban serangan teroris di Wina, Austria, pada 5 November 2020. Pemerintah Austria pada Selasa (3/11) mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari pascaserangan teror mematikan yang menewaskan sedikitnya empat orang dan satu pelaku di ibu kota negara tersebut pada Senin (2/11) malam. (Xinhua/Georges Schneider)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai tindak lanjut atas aksi terorisme di Wina beberapa hari lalu, pemerintah Austria berencana membuat regulasi baru soal hukuman terhadap teroris. Rencana Austria, mereka yang terbukti sebagai teroris bisa ditahan tanpa batas waktu hingga ia dianggap tak menjadi ancaman lagi.

"Jika penjahat dengan gangguan mental bisa ditahan seumur hidup hingga dia tak lagi dianggap ancaman, maka teroris pun bisa dipenjara hingga seumur hidup," ujar Kanselir Sebastian Kurz, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 11 November 2020.

Kurz melanjutkan bahwa hukuman penjara tanpa batas waktu tersebut bisa menjadi opsi pengadilan ketika mengadili tersangka terorisme. Dan, ketika teroris terkait sudah dianggap bukan ancaman lagi, ia akan tetap diawasi secara sistemik lewat penanda elektronik.

Semua langkah tersebut, kata Kurz, dibutuhkan untuk memastikan tidak ada lagi aksi terorisme ke depannya. Ia berkata, Austria memiliki cukup banyak warga yang sudah pernah bergabung dengan ISIS sehingga kesiagaan dan hukuman berat menjadi penting sifatnya.

"Kombatan asing di Austria kurang lebih jumlahnya 150 dan sebagian di antaranya sudah di dalam penjara," ujar Kurz.

Petugas kepolisian memeriksa seorang pria setelah terjadinya penembakan serentak di enam lokasi berbeda di Vienna, Austria, 2 November 2020. Kepolisian Wina di Twitter menyebut, satu pelaku penembakan ditembak mati. REUTERS/Lisi Niesner


Hingga berita ini ditulis belum diketahui bagaimana Pemerintah Austria akan menggolkan wacana itu. Hal itu mengingat ada Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa yang ikut mengatur hukuman terhadap nara pidana. Kurz mengklaim kebijakan serupa dipakai di negara lain namun ia tidak menyebut secara spesifik negara mana.

Wakil Kanselir Werner Kogler melengkapi pernyataan Kurz bahwa wacana hukuman tanpa batas itu tidak akan berlaku pada satu jenis teroris saja, tetapi segala jenis. Kelompok Neo-Nazi, kata Kogler, bisa dijerat dengan aturan tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Wina dilanda serangan teroris pada pekan lalu. Seorang jihadi, yang belum lama keluar dari penjara setelah menjalani hukuman kurungan 2 tahun, kembali beraksi dan membunuh 5 orang. Salah satu korbannya adalah polisi dan Pemerintah Austria merasa bertanggung jawab atas insiden tersebut karena intelijen mereka kecolongan.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-austria-attack-measures/austria-proposes-indefinite-detention-for-those-posing-terrorist-threat-idUSKBN27R1YZ?il=0

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

52 menit lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

9 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

11 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

12 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

12 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

13 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya