Mulai Susun Administrasi, Joe Biden Diprediksi Ajak Teman Dekat

Senin, 9 November 2020 06:00 WIB

Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris beserta pasangan masing-masing saling berpegang tangan saat selebrasi kemenangan pada Pemilu 2020 di hadapan para pendukungnya, di Wilmington, Delaware, AS, 7 November 2020. Dengan kemenangan tersebut, Kamala Harris akan menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai wakil presiden AS. Andrew Harnik/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pidato kemenanganya, Presiden Amerika Terpilih Joe Biden menyatakan bahwa ia akan segera membentuk tim transisi. Hal itu untuk memastikan administrasinya bisa langsung bekerja begitu dirinya disahkan sebagai Presiden Amerika ke-46.

"Dia sudah mulai bekerja...Proses transisi akan dimulai paling cepat pekan ini. Dia akan menelpon berbagai orang dan membuat berbagai pengumuman soal bagaimana janji-janjinya akan ditepati," ujar Manajer Kampanye Joe Biden, Kate Bedingfield, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 9 November 2020.

Dalam kampanyenya, Joe Biden menjanjikan beberapa hal mulai dari amademen aturan kepemilikan senjata, penanganan COVID-19, perbaikan ekonomi, hingga soal perubahan iklim. Menurut analisis Reuters, Joe Biden diprediksi akan mengandalkan orang-orang dekatnya untuk posisi strategis.

Berikut beberapa nama yang diprediksi akan masuk dalam pemerintahan baru Joe Biden, baik di masa transisi ataupun di administrasi barunya nanti:

1. Ron Klain
Menurut prediksi Reuters, Joe Biden diduga kuat akan mengajak orang-orang yang dulu bekerja untuknya saat masih menjadi Wakil Presiden dari Barack Obama. Nah, berdasarkan kabar yang beredar, salah satu kandidatnya adalah Ron Klain.

Ron Klain adalah mantan Ketua Satgas Ebola ketika wabahnya meledak di tahun 2014. Pengalamannya mengkoordinir penanganan kala itu disebut menjadi pertimbangan Joe Biden untuk menjadikannya Kepala Staf Kepresidenan. Adapun sebagai kepala staf, Ron Klain akan bertanggung jawab intuk menyusun agenda presiden dan memberikan rekomendasi politik.

2.Anthony Fauci
Joe Biden beberapa kali menyatakan bahwa ia ingin memanfaatkan pemikian pakar epidemologis Anthony Fauci dalam penanganan COVID-19. Apalagi, per berita ini ditulis, jumlah kasus sudah mencapai 10 juta orang.

Sesungguhnya, Anthony Fauci sendiri masih bekerja untuk Pemerintahan Amerika saat ini. Namun, hubungannya dengan Presiden Amerika Donald Trump merenggang ketika sang inkumben menyebutnya idiot dan mengacuhkan segala rekomendasi yang ia berikan. Menjelang Pemilu AS pekan lalu, Fauci sempat menyatakan bahwa Donald Trump lebih memilih mendengar masukan dari ornag yang salah.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]


3.Lael Brainard
Selain COVID-19, janji Joe Biden lainnya adalah memperbaiki perekonomian Amerika. Hal tersebut termasuk memberikan tunjangan kepada pengangguran dan stimulus untuk usaha kecil menangah yang terdampak COVID-19.

Untuk memenuhi janji itu Joe Biden harus segera menentukan pengisi Kementerian Keuangan. Nama yang santer disebut adalah Gubernur Federal Reserve Laen Brainard. Namun, untuk posisi itu, ia harus mendapat persetujuan dari Senat dulu yang saat ini belum ketahuan susuannnya. Jika Republikan memimpin, Joe Biden akan sedikit kesulitan.

4.Jared Bernstein dan Ben Harris
Joe Biden tak hanya membutuhkan soerang Menteri Keuangan, tetapi juga penasehat ekonomi di timnya. Hal itu untuk memastikan Amerika memiliki rencana berjangka untuk mengembalikan perekonomian yang terpuruk.

Nama Jared Bernstein dan Ben Harris, menurut laporan Reuters, disebut sebagai kandidat kuat. Selama ini, keduanya aktif memberikan Joe Biden masukan soal kebijakan ekonominya. Di sisi lain, Bernstein dan Harris juga mendorong kebijakan stimulus agresif untuk memutar roda ekonomi.

5.Antony Blinken
Untuk masalah hubungan luar negeri, Joe Biden dikabarkan membidik sekutu dekatnya, Antony Blinken. Berdasarkan pengalaman, Blinken memiliki rekam jejak panjang untuk urusan hubungan luar negeri. Ia pernah menjadi staf untuk Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, menjadi penasehat tim kampanye Joe Biden di tahun 2008, dan menjadi Penasehat Keamanan Nasional.

Selama ini, Blinken sudah mengadvokasi beberapa isu luar negeri Amerika, termasuk soal hubungan dengan Cina. Berbekal pengalamannya, ia diyakini akan menjadi Menteri Luar Negeri atau Penasehat Keamanan Nasional.

6.John Kerry dan Brian Deese.
Dalam kampanye Pemilu AS, Joe Biden mengaku tengah menimbang kemungkinan menunjuk soarang "Czar Iklim'" yang memiliki wewenang utnuk mengkoordinir langkah penanganan perubahan iklim. Sejauh berita ini ditulis, ada dua nama yang dikabarkan tengah dipertimbangkan Joe Biden. Mereka adalah John Kerry dan Brian Deese, negotiator dari Paris Climate Deal.

Saat ini, Amerika masih berada di luar keanggotaan tersebut. Gara-garanya, Donald Trump menarik Amerika dari perjanjian itu. Joe Biden sudah menegaskan bahwa ia ingin kembali membawa Amerika ke Paris Climate Deal. Pengalaman John Kerry dan Brian Deese dianggap bisa membantu.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-usa-election-biden-advisers-factbox/biden-likely-to-rely-on-trusted-inner-circle-as-he-staffs-new-administration-idUSKBN27O0NH?il=0



Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

10 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

10 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

13 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

4 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

5 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya