Demonstrasi Besar di Belarus Berlanjut Desak Presiden Lukashenko Mundur
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Budi Riza
Selasa, 27 Oktober 2020 13:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang di Belarus tumpah ruah ke jalan menggelar unjuk rasa menentang pemerintahan Presiden Alexander Lukashenko, kemarin. Demonstrasi besar ini diramaikan buruh pabrik yang mogok kerja, pelajar, hingga pensiunan.
Mereka mendesak Lukashenko mundur karena dianggap curang dalam pemilihan umum Agustus lalu.
Lukashenko bergeming dan mengabaikan ultimatum untuk mundur tengah malam kemarin yang disampaikan oleh pendemo. Dia justru mencibir tokoh oposisi yang menyerukan aksi mogok nasional ini. "Siapa yang akan memberi makan anak-anak?" kata dia dikutip Reuters, Selasa, 27 Oktober 2020.
Media Belarus melaporkan beberapa kelompok buruh di banyak perusahaan besar milik negara atau BUMN melakukan mogok kerja. Namun, juru bicara perdana menteri mengatakan semua perusahaan industri besar masih bekerja normal
Banyak toko, kafe, dan restoran dilaporkan tutup di pusat kota Minsk. Ratusan mahasiswa turun ke jalan di ibu kota, bertepuk tangan dan bernyanyi saat mobil yang lewat membunyikan klakson dukungan.
Polisi menangkap dan menahan sedikitnya 235 orang buntut dari demonstrasi ini. Komite Keamanan Belarus memperingatkan pengunjuk rasa bahwa tindakan ekstremis dapat dianggap sebagai terorisme.
Politikus oposisi yang diasingkan, Svetlana Tikhanouskaya, sebelumnya menyerukan warga Belarus untuk memblokir jalan, menutup tempat kerja, berhenti menggunakan toko dan layanan pemerintah, dan menarik semua uang dari rekening bank mereka.
“Protes hanya akan selesai setelah tujuan kami tercapai. Kami berdiri bersama, kami banyak dan kami siap untuk pergi hingga kemenangan,” kata Svetlana Tikhanouskaya dalam sebuah pernyataan.
AHMAD FAIZ | REUTERS
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-belarus-election/workers-and-students-pose-strike-challenge-to-belarusian-leader-idUSKBN27A116